Keberadaan jalan khusus batubara yang dikelola PT. Epi (AAE) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, terus menjadi sumber permasalahan bagi masyarakat sekitar.

Jalan ini tidak hanya menimbulkan debu dari aktivitas truk yang melintas, tetapi juga swabakar di area stockpile yang membahayakan lingkungan dan kesehatan warga.
Parahnya, beberapa titik jalur operasional angkutan batubara tersebut masih menggunakan jalan umum, seperti di KM 24 Jalan PT. Epi (AAE), tepatnya di perempatan jalan Desa pengabuan – Simpang Betung menuju ibu kota Kabupaten PALI,

Masyarakat akan melakukan aksi protes dengan melakukan aksi damai, mereka akan menuntut agar PT Epi (AAE) membangun fly over atau underpass di titik perlintasan tersebut. Infrastruktur ini dianggap sebagai solusi yang sangat mendesak untuk mengurangi dampak kecelakaan dan bahaya lainnya bagi masyarakat sekitar dan pengguna jalan, mereka menuntut solusi nyata dari perusahaan dan pemerintah daerah.
Operasional truk batubara terus mengganggu aktivitas warga sehari-hari, tanpa ada solusi yang nyata.
“Jalan yang seharusnya untuk umum malah dimanfaatkan untuk kepentingan industri tanpa solusi atas dampak yang ditimbulkan. Fly over atau underpass harus segera dibangun,” ujar salah satu pengguna jalan (17/5/2025).
Keberlanjutan masalah ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosial mereka. Pemerintah Kabupaten PALI diharapkan segera mengambil tindakan tegas untuk menekan PT. Epi (AAE) agar memprioritaskan kebutuhan masyarakat setempat.

Jika dibiarkan tanpa solusi, masalah ini bukan hanya akan terus mengganggu aktivitas publik tetapi juga mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap aktivitas industri di wilayah Kabupaten PALI.