Taklimat Media 400 Tahun Syekh Yusuf Al Makassari, Fadli Zon: Warisan Ulama Nusantara Mendunia

0
31

Redaksi.co, Jakarta | Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar taklimat media menyongsong peringatan 400 tahun Syekh Yusuf Al Makassari di Gedung Kementerian Kebudayaan, Senayan, Selasa (23/12). Taklimat ini menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan nasional dan internasional untuk mengenang ulama, pejuang, sekaligus tokoh diaspora Indonesia yang pengaruhnya melampaui batas geografis.

Wakil Ketua DPR RI sekaligus tokoh budaya nasional, Fadli Zon, hadir sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Fadli menegaskan bahwa Indonesia telah berhasil mengusulkan peringatan 400 tahun Syekh Yusuf Al Makassari sebagai bagian dari UNESCO Anniversary, yang disahkan dalam Sidang Umum UNESCO ke-43 tahun 2025 dan akan diperingati secara resmi pada 2026, bertepatan dengan tahun kelahiran Syekh Yusuf pada 1626.

“Ini bukan sekadar peringatan tokoh sejarah, tetapi pengakuan dunia atas peran Syekh Yusuf sebagai ulama, pejuang moral, dan inspirator perjuangan melawan penindasan,” ujar Fadli.

Syekh Yusuf Al Makassari dikenal sebagai satu-satunya tokoh Indonesia yang dianugerahi gelar pahlawan nasional di dua negara, yakni Indonesia (1995) dan Afrika Selatan. Di negara tersebut, nama Syekh Yusuf sangat dihormati dan menjadi simbol perlawanan terhadap apartheid. Fadli menyebut, tokoh seperti Nelson Mandela kerap mengutip nilai-nilai perjuangan dan keteladanan Syekh Yusuf serta para ulama Nusantara yang dibuang ke Afrika Selatan pada masa kolonial VOC.

Dalam konteks sejarah, Fadli menjelaskan bahwa pembuangan tokoh-tokoh Nusantara ke Afrika Selatan melahirkan komunitas diaspora yang kini dikenal sebagai Cape Malay. Mereka merupakan keturunan dari para ulama, pejuang, dan budak yang berasal dari wilayah Nusantara, termasuk Sulawesi Selatan, Jawa, Madura, Minangkabau, hingga Tidore.

“Jumlah diaspora Cape Malay saat ini diperkirakan mencapai 2,7 juta orang. Meski banyak yang tidak lagi memiliki akses langsung pada bahasa dan budaya Indonesia, ikatan sejarah dan spiritual dengan Nusantara tetap hidup,” katanya.

Menjelang peringatan 400 tahun, Kementerian Kebudayaan bersama berbagai pemangku kepentingan akan menggelar sejumlah kegiatan, mulai dari seminar internasional, penerbitan buku, hingga penguatan kerja sama budaya dengan Afrika Selatan dan Sri Lanka. Salah satu rencana penting adalah pembangunan Museum Syekh Yusuf di Cape Town, yang lokasinya berseberangan dengan makam Syekh Yusuf.

Selain itu, Indonesia juga menargetkan pengusulan karya-karya Syekh Yusuf dalam program Memory of the World UNESCO, sebagai bagian dari upaya pelestarian manuskrip dan warisan intelektual ulama Nusantara.