Redaksi.co, Prabumulih — PT Pertamina EP Prabumulih Field menggelar Pelatihan Pengolahan Sampah Organik dan Pertanian Organik bagi 14 Kelompok Wanita Tani (KWT) mitra binaan Program Community Involvement and Development (CID), bertempat di Aula KWT Kemuning, Kelurahan Patih Galung, Kota Prabumulih, Senin (28/07/2025).
Kegiatan ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Prabumulih. Dalam sambutannya, Wali Kota H. Arlan melalui Asisten III Drs. Amilton menyampaikan apresiasi atas kepedulian PT Pertamina terhadap penguatan kapasitas masyarakat, khususnya ibu-ibu KWT. Ia berharap ilmu dari pelatihan dapat langsung diterapkan di lingkungan masing-masing.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina atas kontribusinya. Semoga pelatihan ini bermanfaat dan dapat diaplikasikan secara nyata. Ke depan, bukan hanya 14 KWT yang terlibat, tetapi seluruh KWT di Prabumulih bisa merasakan manfaatnya,” ujar Amilton.

Bawah: Para peserta pelatihan yang berasal dari berbagai Kelompok Wanita Tani (KWT) khusyuk memanjatkan doa sebelum memulai kegiatan pelatihan.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program CSR (Corporate Social Responsibility) Pertamina EP yang menitikberatkan pada pemberdayaan perempuan melalui praktik pengelolaan lingkungan dan ketahanan pangan. Dalam kesempatan itu, peserta juga mendapatkan bibit tanaman dan polybag sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pertanian organik.
Senior Manager PT Pertamina Hulu Rokan Prabumulih Field, M. Lutfi Ferdiansyah, menyampaikan bahwa program ini merupakan komitmen perusahaan untuk ikut serta dalam menciptakan masyarakat yang mandiri dan sadar lingkungan.
“Kami percaya bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari keluarga, dan ibu-ibu KWT memiliki peran strategis. Kami berharap pelatihan ini menjadi awal dari inovasi lokal yang berkelanjutan,” jelas Lutfi.
Selain pelatihan teknis, kegiatan juga mencakup peninjauan lapangan terhadap hasil olahan dan kegiatan KWT Kemuning. Peserta diajak melihat langsung praktik pengolahan limbah organik menjadi kompos serta pemanfaatan pekarangan rumah untuk pertanian organik. Inisiatif ini dinilai dapat meningkatkan pendapatan keluarga sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Kehadiran berbagai unsur pemerintah menambah kekuatan sinergi dalam pelaksanaan program ini. Turut hadir dalam kegiatan, Staf Ahli Wali Kota Hj. Reni Indayani, Ketua TP-PKK Prabumulih Hj. Linda Apriana Arlan, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, serta Camat dan Lurah setempat.
Ketua TP-PKK Prabumulih, Hj. Linda Apriana Arlan, mengungkapkan pentingnya keterlibatan ibu-ibu dalam program lingkungan yang aplikatif dan produktif.
“KWT adalah motor penggerak perubahan di tingkat komunitas. Kami akan terus dorong keterlibatan aktif mereka dalam membangun ekonomi keluarga yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Program ini tak hanya bertujuan menumbuhkan kesadaran pengelolaan sampah dari rumah tangga, tetapi juga sebagai model pemberdayaan yang bisa direplikasi di daerah lain. Data Dinas Ketahanan Pangan menyebutkan bahwa 63% rumah tangga di Prabumulih menghasilkan limbah organik setiap hari, namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal.
Kepala Dinas Pertanian Kota Prabumulih menambahkan, pelatihan ini selaras dengan program urban farming dan gerakan pemanfaatan lahan sempit yang dicanangkan pemerintah.
“Kami akan tindak lanjuti hasil pelatihan ini dengan pendampingan teknis secara berkelanjutan,” katanya.
Sejumlah peserta pelatihan, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga dan anggota KWT, mengaku antusias dan termotivasi setelah mengikuti kegiatan ini. Salah satunya, Sri Wahyuni, anggota KWT Kemuning, mengatakan bahwa dirinya kini lebih percaya diri untuk mengelola limbah dapur menjadi pupuk kompos.
“Ternyata mudah dan murah. Kami juga diajari cara menanam sayur secara organik, jadi bisa hemat dan sehat,” ujar Sri.
Langkah Pertamina EP ini menjadi contoh konkret bagaimana perusahaan energi dapat memberikan dampak sosial yang nyata di wilayah operasionalnya. Model pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan ini juga mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat setempat, yang menilai sinergi pemerintah dan swasta semakin solid dalam menjawab tantangan lingkungan perkotaan.
Dari sisi keberlanjutan program, PT Pertamina EP akan memantau progres implementasi di lapangan melalui laporan berkala dari masing-masing KWT, serta menjalin kerja sama dengan dinas terkait untuk memperluas jangkauan program di masa mendatang.
Tak hanya berhenti pada pelatihan, agenda selanjutnya mencakup pendampingan usaha olahan organik berbasis komoditas lokal, seperti pupuk kompos, tanaman sayuran, dan olahan pangan sehat. Hal ini bertujuan mendorong munculnya unit ekonomi kreatif berbasis pertanian di kalangan perempuan.
Dalam penutupan acara, perwakilan Pertamina EP menyatakan bahwa kegiatan serupa akan dijadikan agenda rutin tahunan dengan melibatkan lebih banyak mitra binaan dari seluruh kecamatan di Kota Prabumulih.
Melalui kolaborasi multipihak, pelatihan ini membuka peluang bagi perempuan Prabumulih menjadi agen perubahan dalam pengelolaan lingkungan dan ketahanan pangan, sekaligus memperkuat nilai sosial-ekonomi masyarakat.
Baca Juga: Wali Kota Cup 2025 Resmi Bergulir, H. Arlan: Ini Investasi Masa Depan Sepak Bola Prabumulih