Bukti DO yang sudah tercetak

Redaksi.co – Sumsel 1 Januari 2025

PT. Servo Lintas Raya (SLR) mengungkapkan adanya manipulasi Delivery Order (DO) ganda yang dilakukan oleh oknum driver di PT. Tiga Putri Bersaudara (TPB), yang diduga merugikan perusahaan. Kejadian ini terungkap setelah penyelidikan internal dan verifikasi data, yang mengindikasikan adanya penimbangan ulang menggunakan tiga nomor lambung berbeda, bukan hanya dua seperti yang sebelumnya diketahui. Kasus ini melibatkan unit Dump Truck TPB-1986, yang melakukan penimbangan ulang di Timbangan G3 Kilometer 34 (KM-34) pada 22 Desember 2024.

Sabtu 28/12/2024, pukul 13.30 WIB, pihak manajemen PT. SLR mengundang PT. TPB untuk melakukan klarifikasi di Office KM 36 PT. SLR terkait kejadian manipulasi DO. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Agus Tri Wahyu, Hendy Arso, I Gusti Made, Robet, Hendri, Zulkarnain, Ralek, Randu, dan Bastian dari PT. SLR, serta Dadang dan Andre dari PT. TPB, terungkap bahwa praktik manipulasi DO ganda lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Hendy Arso, perwakilan dari PT. SLR, menjelaskan bahwa hasil dari penyelidikan CCTV dan data timbangan menunjukkan bahwa oknum sindikat tidak hanya menggunakan dua nomor lambung, melainkan tiga nomor lambung berbeda untuk melakukan penimbangan ulang secara ilegal. “Kami telah menarik data sementara timbangan dan mencatat ada 130 DO dalam sebulan, namun diperkirakan sekitar 70 DO di antaranya adalah DO fiktif. Kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta, belum termasuk kerugian material batubara yang tercatat fiktif,” ungkap Hendy.

Foto pada saat klarifikasi di Office PT. SLR KM36

Selain kerugian finansial, PT. SLR juga mencatat adanya kerugian material batubara fiktif, yang menambah besaran kerugian yang dialami perusahaan. Manipulasi DO yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut, diduga telah menyebabkan ketidaksesuaian antara volume batubara yang tercatat dan yang sebenarnya telah ditimbang.

PT. TPB harus bertanggung jawab mengganti semua kerugian yang ditimbulkan akibat manipulasi ini, baik dari sisi kerugian finansial maupun kerugian material batubara fiktif. “Kami juga akan bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam sindikat ini dan memberikan sanksi yang sesuai,” tambah perwakilan PT. SLR.

PT. SLR melakukan blacklist terhadap dua driver yang terlibat, di semua transportir yang ada di Servo. Kemudian Selama kasus dalam proses, unit DT tidak diperbolehkan beroperasi, sampai ada kejelasan lebih lanjut.

Tanggapan PT. TPB
Menanggapi hal ini, pihak PT. TPB yang di wakili oleh Andre sebagai pengurus menyatakan bahwa mereka telah mencoba menghubungi driver yang bersangkutan namun belum tersambung. “Saya sendiri tidak tau jika Driver Bermain Manipulasi DO dengan menggunakan beberapa nomor lambung unit PT. TPB, karena kami sebagai Pengurus tidak pernah memerintahkan driver melakukan manipulasi” Tutur Andre

Kemudian Andre menambahkan, mendukung tindakan tegas terhadap driver yang terlibat dalam praktik manipulasi ini. “Driver yang terlibat pasti akan kami PHK dan kami mendukung siapapun yang terlibat agar di proses hukum. Dari kejadian ini kami akan lebih waspada dan monitoring lebih sering”.

Komentar Randu Dwiyansyah
Randu, selaku user timbangan di PT. SLR, menyampaikan keprihatinannya terhadap kejadian ini dan menekankan pentingnya efek jera bagi para pelaku. Kasus ini bukan kebetulan terungkap, saya dan Pak Ansori lebih dari satu bulan melakukan pengintaian terhadap driver dan unit yang dicuriga dalam sindikat ini.

“Perusahaan harus memberikan contoh yang tegas, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Kami yakin bahwa driver ini sudah lama bermain seperti ini, dan kemungkinan besar lebih banyak lagi kerugian yang tidak tercatat,” tegas Randu.

Dia juga menambahkan, “Kami akan melakukan protes jika perusahaan tidak menindak tegas kasus ini. Beberapa bulan yang lalu, ada kejadian serupa di perusahaan IUP yang melibatkan petugas chaker atas nama Gading ditangkap oleh pihak berwajib. Kami berharap kejadian ini tidak dibiarkan begitu saja,” tambah Randu dengan nada serius

Kesimpulan
Pihak PT. SLR juga menegaskan komitmennya untuk meningkatkan sistem pengawasan dan kontrol terhadap proses penimbangan dan pengangkutan material. “Kami akan memastikan bahwa setiap transaksi dan penimbangan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan prosedur yang berlaku. Kami juga akan memperketat pengawasan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa,” ujar perwakilan PT. SLR.

PT. SLR menuntut agar semua pihak yang terlibat dalam sindikat ini diproses secara hukum, dan perusahaan akan meningkatkan pengawasan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Dengan adanya penyelidikan lebih lanjut dan tindak lanjut yang tegas, diharapkan kasus ini dapat diselesaikan dengan adil dan memberikan efek jera bagi para pelaku kecurangan di industri transportasi dan pertambangan.