Pelaksanaan rangkaian kegiatan pendampingan terhadap anak-anak pemulung di lokasi TPA Kilo meter 14 Kota Palangka Raya, yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat layak untuk dicontoh.
Pendampingan yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat JPIC SSpS Kalimantan yang kali ini berkolaborasi dengan mahasiswa kedokteran Universitas Palangka Raya membahas tentang Pola Hidup Sehat terhadap anak-anak pemulung.
Kegiatan yang dilaksanakan di dekat lokasi TPA KM.14 Kota Palangkaraya pada Sabtu, 09 November 2024, berjalan dengan antusias anak-anak pemulung.
Berdasar info yang dihimpun dilapangan, Koordinator JPIC SSpS Kalimantan, Suster Fatima, SSpS, yang sering disapa Suster Fanty menjelaskan, kegiatan pendampingan oleh JPIC SSpS sudah berjalan selama kurang lebih empat tahun, dengan berkonsentrasi pada isu kemanusiaan dan pendidikan, khususnya anak-anak.
Pendampingan terhadap anak dilokasi TPA menjadi salah satu perhatian JPIC SSpS, mengingat banyaknya harapan masa depan anak yang berpotensi terkubur karena harus ikut bersama orangtuanya menjadi pemulung.
Lebih lanjut dijelaskan, selama pendampingan, terdapat tidak kurang dari 40 data anak yang terganggu pendidikannya.
Kendala lokasi dan pola hidup yang sudah terbiasa mendapatkan dana dengan memulung, membentuk kesadaran anak-anak, bahwa mereka sudah bisa hidup dengan aktivitasnya.
Jarak lokasi pendidikan yang cukup jauh, sering menyebabkan anak-anak tidak berangkat sekolah.
Transportasi yang mereka handalkan adalah truk angkutan sampah untuk mengantarkan mereka melewati sekolah. Apabila angkutan sampah terlambat dan atau sebaliknya, maka mereka sering tidak berangkat sekolah.
Kenyataan ini diperparah dengan kurangnya kesadaran orang tua betapa pentingnya pendidikan anak.
“Kami sering melakukan pendampingan pendidikan non formal dengan mendatangi anak-anak kelokasi TPA, agar mereka tetap merasakan dunia edukasi, dengan harapan membantu memberi semangat dan penyadaran pentingnya pendidikan untuk masa depan mereka”
Dalam menjalankan aktivitas pendampingannya, JPIC SSpS Kalimantan sering berkolaborasi dengan organisasi lain, seperti kelompok sekolah, pemerhati pendidikan, mahasiswa dan berbagai pihak yang memiliki kepedulian yang sama sekalipun hanya sesekali.
Hingga kerjasama yang dilakukan JPIC SSpS Kalimantan dan Yayasan VIVAT Indonesia yang didukung Steyler Mission mengadakan kegiatan sosialisasi sekolah non formal untuk anak-anak pemulung tersebut, mengundang unsur pemerintah yang dihadiri dan disambut baik oleh utusan Wali Kota Palangka Raya yang hadir bersama beberapa kepala dinas terkait (Sabtu 21 September 2024) lalu.
“Kegiatan kali ini adalah tindak lanjut dari hasil Sosialisasi yang dihadiri unsur pemerintah beberapa waktu lalu”lebih lanjut dijelaskan, kegiatan Pengenalan pola hidup sehat yang dilakukan hari ini, adalah rangkaian kegiatan yang kita lakukan.
Penerapan Pola hidup sehat yang dilaksanakan dihadiri oleh lima orang mahasiswa kedokteran UPR sebagai Nara sumber, dengan melakukan penjelasan dan praktik bersama anak-anak pemulung, bagaimana cara menjaga kebersihan gigi, hingga pakaian.
Dihadiri kurang lebih 25 anak, kegiatan yang berlangsung satu hari tersebut berjalan dengan baik.
Saat diwawancara beberapa anak menyampaikan kegembiraanya atas kegiatan semacam ini. “Senang om, senang” ujar beberapa anak sambil menunjukan beberapa perlengkapan sikat gigi hingga sabun cuci yang mereka terima. Terlihat kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka.
Kegiatan ditutup dengan makan siang dan pengantar anak-anak kembali ke tempat masing-masing.
Dijelaskan sebelumnya JPIC SSpS Kalimantan, telah melakukan rangkaian kegiatan menanam pohon produktif jangka pendek terhadap anak-anak hingga saat ini, bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak pentingnya menjaga kelestarian alam sekaligus mengedukasi peluang penghasilan dari tanaman jangka pendek yang mereka buat, selain memungut sampah.
Beberapa tanaman yang ditanam adalah jenis sayuran, lombok, dan tak lupa dimulai dari proses penyemainanya.
Dalam agendanya, selanjutnya anak-anak akan mendapatkan pendidikan memasak.
Kegiatan ini menarik untuk menjadi contoh bagi semua pihak yang berkepentingan, tentang pentingnya kolaborasi kegiatan, khususnya terhadap anak-anak pemulung.
Salah satu relawan menjelaskan bahwa, selama ini praktik bantuan dari pihak-pihak yang memberi dukungan terhadap pemulung khususnya anak-anak bersifat jangka pendek, yang berpotensi mengakibatkan anak-anak terbiasa menjadi peminta.
Dengan adanya kegiatan sekolah non formal yang dijalankan JPIC SSpS Kalimantan menjadi wadah yang baik bagi setiap pemangku kepentingan untuk menjalankan misinya masing-masing secara terintegrasi.
Diharapkan, konsep pendampingan yang jelas dan berkesinambungan semacam ini memberi dampak yang lebih baik terhadap masa depan anak-anak, khususnya di wilayah TPA KM.14.