Dukung Ketahanan Pangan dan Optimalkan Pembinaan Kemandirian, Lapas Banyuwangi Lepas Lima Ribu Bibit Lele

0
3

BANYUWANGI – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi terus menunjukkan komitmen nyata dalam menyukseskan program Ketahanan Pangan Nasional. Kali ini, aksi tersebut diwujudkan melalui pelepasan 5.000 bibit lele di kolam bioflok yang terletak di area brandgang Lapas, Senin (22/12).

Kegiatan ini merupakan langkah strategis Lapas Banyuwangi dalam mengoptimalkan program pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan. Melalui budidaya perikanan, para warga binaan diberikan keterampilan teknis yang diharapkan dapat menjadi bekal produktif saat mereka kembali ke masyarakat nantinya.

Ada pemandangan berbeda dalam kegiatan kali ini. Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, prosesi pelepasan ribuan bibit lele tersebut dilakukan sepenuhnya oleh para pegawai perempuan Lapas Banyuwangi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap peran perempuan dalam institusi serta simbol kasih sayang dalam membina para Warga Binaan.

Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menyebut nantinya pengelolaan dan perawatannya akan dilakukan oleh Warga Binaan. Namun, proses ini tidak berjalan sendiri, para petugas Lapas akan tetap melakukan pendampingan ketat dan memberikan arahan teknis agar pertumbuhan lele maksimal dan mencapai target panen yang diharapkan.

“Warga Binaan akan diarahkan dan diberikan materi teknis untuk menambah keterampilan mereka yang bisa dimanfaatkan setelah bebas nanti,” ujarnya.

Wayan menyatakan bahwa pihaknya secara konsisten mengimplementasikan program ketahanan pangan melalui berbagai sektor, baik pertanian maupun perikanan.

“Kami terus bergerak cepat mendukung program pemerintah. Meski fokus utama ketahanan pangan kami berada di lahan Sarana Asimilasi dan Eduasi (SAE) Pakis, kami juga berupaya memanfaatkan setiap jengkal lahan yang tersedia di dalam area Lapas secara optimal,” ungkapnya.

Dengan memanfaatkan sistem bioflok di area brandgang, Lapas Banyuwangi membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukan menjadi penghalang untuk tetap produktif.

“Meski di tempa terbatas, kami akan terus berupaya untuk mengoptimalkan berbagai program pembinaan,” pungkas Wayan.