Fakfak.Redaksi.co- Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Drs.Ali Baham Temongmere, MTp, saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Seminar Nasional Sejarah Masuknya Agama Islam di Papua, sabtu (11/1/2025) di Gedung Wintder Tuare Kabupaten Fakfak, mengharapkan agar kegiatan tersebut dapat menyatukan berbagai versi cerita dan data historis untuk menetapkan waktu masuknya Agama Islam di Papua.
“Seminar ini diharapkan dapat menyatukan berbagai versi cerita dan data historis yang ada, sehingga dapat ditetapkan waktu pasti masuknya Islam di Papua. Dengan demikian, kita dapat memperkaya wawasan generasi muda mengenai akar budaya mereka dan memperkuat ikatan sosial di antara komunitas yang beragam di Papua”.ujar Ali Baham.
Seminar yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat tersebut, menurut Ali Baham, bertujuan mendalami dan mendokumentasikan sejarah masuknya Islam di Tanah Papua, yang memiliki peran krusial dalam membentuk identitas sosial dan budaya masyarakat setempat.
“Sebagaimana kita ketahui, Islam pertama kali masuk ke Tanah Papua diperkirakan pada 8 Agustus 1360 oleh Syekh Abdul Ghaffar di Kampung Fatagar, Fakfak. Fakta ini menunjukkan bahwa syiar Islam telah hadir di Papua lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, yaitu pada abad ke-14. Proses masuknya Islam ke Papua tidak hanya melalui jalur perdagangan maritim, tetapi juga didukung oleh hubungan politik dan sosial antara kerajaan-kerajaan Maluku dan pemimpin lokal di Papua”.ungkap Ali Baham.
Sebelumnya, Kata Ali Baham, Berbagai upaya telah dilakukan untuk memahami dan mendokumentasikan sejarah masuknya Islam di Papua yakni Pada tahun 2006, telah dilakukan pengumpulan informasi lapangan untuk memperkaya data sejarah yang ada. Di tahun yang sama, seminar serupa diadakan di Fakfak, yang menjadi langkah penting dalam menyempurnakan kajian sebelumnya.
Dan pada tahun 2007, penyusunan buku tentang sejarah masuknya Islam di Fakfak dilaksanakan sebagai upaya mendokumentasikan hasil kajian tersebut.
Selanjutnya, kagiatan Focus Group Discussion (FGD) oleh MUI Fakfak pada tahun 2023, menjadi forum untuk menyatukan berbagai versi cerita dan data historis yang ada.
Ali Baham pada kesempatan itu, menyampaikan Terima kasih kepada MUI Papua Barat, MUI Fakfak dan Pemerintah Kabupaten Fakfak atas terlaksananya kegiatan dimaksud.
“Atas nama pribadi, masyarakat, dan Pemerintah Provinsi Papua Barat, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Papua Barat, Pemerintah Kabupaten Fakfak, dan Pengurus MUI Kabupaten Fakfak atas penyelenggaraan seminar yang sangat penting ini”.
“Akhir kata, saya berharap acara ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses serta memberikan manfaat besar bagi kita semua. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi semua pihak yang terlibat”.tandasnya.