Di Hari Anti Korupsi Sedunia, Lebak Menjawab dengan Aksi

0
26

LEBAK, REDAKSI.CO – Di tengah peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Kejaksaan Negeri Lebak berdiri sebagai penjaga api keadilan. Melalui suara tenang namun tegas Kepala Seksi Intelijen, Puguh Raditya A., S.H., M.H., terpancar kisah perjalanan panjang pemberantasan korupsi sepanjang tahun 2025—tahun yang penuh jejak, luka, dan keberanian.

Sejak Januari hingga Desember, langkah kejaksaan merentang seperti alur sungai yang tak pernah berhenti mencari muara kebenaran.
Mereka telah:

Menerbitkan empat Surat Perintah Penyidikan, membuka lembaran gelap yang lama tersembunyi,

Menetapkan empat tersangka dalam perkara penyertaan modal PDAM 2012–2014, salah satu mega kisah korupsi yang membebani pundak rakyat,

Melakukan tiga penyelidikan, menelusuri jejak yang nyaris hilang diterjang waktu,

Membawa sembilan perkara ke ruang persidangan, termasuk penyimpangan di bank plat merah yang sempat membayangi kepercayaan publik.

Dari semua itu, terkuaklah angka yang menyesakkan dada:
Rp4.021.634.093 kerugian negara—angka yang tidak sekadar nominal, tetapi cermin dari hak rakyat yang terampas.

Namun perjuangan tidak berhenti di ruang penyidikan. Dalam misi memulihkan luka keuangan negara, Kejaksaan Negeri Lebak telah:

Menyita Rp559.712.000,

Menjejak aset para terpidana, sebuah penelusuran sunyi namun pasti.

Dan di penghujung tahun, Desember 2025, akan dieksekusi barang bukti uang sebesar Rp1.331.594.313 dari perkara cukai—sebuah langkah terakhir yang menutup perjalanan panjang satu tahun penegakan hukum.

Dari ruang yang berbeda, suara masyarakat menggema. Ketua Umum Badak Banten Perjuangan, sosok yang dikenal dengan panggilan King Badak, memberikan penghormatan atas keberanian para jaksa.

“Sejarah akan mengingatnya. Dengan nyali para petarung, Kasi Pidsus dan Kasi Intel Kejari Lebak membongkar tabir gelap korupsi PDAM Tirta Kalimaya dan perkara lainnya,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan itu bukan sekadar kemenangan hukum, tetapi kemenangan harapan. Kini para tersangka telah berada di balik jeruji rumah tahanan, menunggu proses persidangan yang akan menentukan akhir kisah mereka.

Capaian sepanjang tahun ini seperti nyala obor di tengah malam gelap.
Kejaksaan Negeri Lebak menunjukkan bahwa perang melawan korupsi bukan sekadar slogan, melainkan perjalanan panjang yang menuntut keteguhan, keberanian, dan dedikasi tanpa akhir.

Di tanah Multatuli, keadilan kembali menulis babak baru.(ds)