Banyuasin-Redakai.co Sukendra, orang tua dari seorang anak yang mengalami cedera serius akibat terjatuh, menyampaikan kekecewaannya terhadap pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Fatimah Sumsel karena dianggap mempersulit penanganan.
Anak Sukendra yang mengalami demam tinggi, kesulitan bergerak, serta gangguan pencernaan setelah jatuh, justru tidak mendapatkan perawatan yang memadai meskipun kondisinya mengkhawatirkan.
“Kami datang ke rumah sakit pada malam Rabu, 22 Januari. Anak saya hanya diberi infus dan disarankan rawat jalan. Dokter mengatakan kondisinya baik-baik saja, tapi sampai beberapa hari kemudian, tidak ada perubahan. Kakinya tetap tidak bisa bergerak, dan BAB-nya terganggu hingga harus dipancing dengan obat,” ujar Warga Kelurahan Sukamoro, Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin itu, Rabu (29/1/2025).
Saat kembali membawa anaknya ke rumah sakit pada tanggal 26 Januari 2025, Sukendra menghadapi kendala lain. Dokter jaga berinisial FR menyebutkan bahwa pasien tanpa Kartu Indonesia Sehat (KIS) aktif tidak dapat dirawat inap kecuali membayar secara umum.
“Kami sempat beradu argumen karena dokter menyarankan kami pulang saja jika masih mengurus KIS. Kalau mau bayar umum, baru bisa dirawat,” ungkapnya.
Menurut Sukendra, pihak rumah sakit akhirnya memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas permasalahan yang terjadi, pihak rumah sakit juga menyatakan bahwa fasilitas khusus untuk menangani kasus anak-anak tidak tersedia. Namun, ia menilai ada ketidakseriusan dalam menangani kondisi darurat anaknya.
“Setidaknya anak saya dirawat dulu. Ini kondisinya lemah, BAB-nya bermasalah, dan ada pembengkakan serta memar di bagian tubuhnya,” tambahnya.
Sukendra juga mengeluhkan prosedur administrasi rumah sakit yang menahan KTP-nya hingga ia melengkapi dokumen seperti surat keterangan dari RT dan kelurahan.
“Kenapa KTP harus ditahan? Anak saya dalam kondisi gawat darurat, tapi proses administrasi justru memperlambat tindakan medis,” katanya.
Ia merasa kecewa dengan pernyataan dokter yang dianggapnya meremehkan kondisi anaknya.
“Dokter mengatakan benturan di kepala anak saya tidak apa-apa selama tidak muntah. Ini anak loh, seharusnya ada tindakan lebih serius. Jangan sampai kami yang tidak mampu ini malah diperlakukan berbeda,” ujarnya dengan nada kesal.
Sukendra berharap pelayanan kesehatan, khususnya untuk anak-anak, lebih diprioritaskan.
“Kami ingin pemerintah memperhatikan masyarakat kecil. Anak saya ini butuh penanganan segera, bukan sekadar argumen atau prosedur yang menghambat. Semua anak berhak mendapatkan perawatan medis terbaik,” tegasnya.
Menurut Sukendra, permasalahan seperti ini menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan, khususnya bagi keluarga yang mengandalkan KIS. Sukendra berharap kejadian serupa tidak terulang dan pelayanan kesehatan semakin inklusif serta responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Hingga saat ini pihak rumah sakit belum memberikan tanggapan resmi atas permasalahan yang telah terjadi.