Rabu, Juli 2, 2025

MAU JADI PENULIS SILAHKAN BERGABUNG

Trend Minggu ini

Pilihan Penulis

PMI Jember di Era Thamrin Dinilai Mandul Program, Relawan Terabaikan

Jember, redaksi.co – Kepemimpinan Dr. H. M. Thamrin SE, MM di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember periode 2022–2027 mulai menuai kritik tajam. Sejumlah relawan dan pengamat menilai, di bawah kendali Thamrin, PMI Jember minim program dan nyaris tak memberi perhatian terhadap relawan, elemen vital dalam kerja-kerja kemanusiaan (01/07/2025).

Padahal, di awal jabatannya, Thamrin sempat menggelar Musyawarah Kerja Kabupaten (Mukerkab) sebagai langkah konsolidasi dan perencanaan program. Namun setelah itu, geliat PMI seperti jalan di tempat. Tidak ada program pembinaan relawan yang berjalan konsisten, tidak ada pelatihan, bahkan tak terlihat inisiatif penguatan kapasitas relawan di lapangan.

“Terus terang, baru kali ini kami para relawan merasa seperti tak dianggap. Tak ada kegiatan, tak ada pelatihan, tak ada pembinaan. Ini bukan PMI yang kami kenal dulu,” ungkap salah satu relawan senior yang aktif sejak lebih dari satu dekade.

Kebijakan kontroversial lainnya yang turut memicu kekecewaan adalah penutupan Klinik Pratama PMI di Jubung, yang sebelumnya digadang sebagai langkah awal menuju pendirian rumah sakit PMI di Jember. Penutupan itu dinilai sebagai bentuk kemunduran serius dalam layanan kesehatan kemanusiaan.

“Alih-alih mengembangkan layanan, ini malah ditutup. Publik bertanya-tanya, mau dibawa ke mana PMI Jember ini?” kata Aep Ganda Permana, pengamat kebijakan publik yang selama ini aktif mengkritisi arah gerak PMI.

Menurut Aep, kepemimpinan Thamrin seolah absen dari urusan utama PMI: pelayanan dan pembinaan. “Kepengurusan ini seperti tak punya ruh. Relawan ditinggal tanpa arah. Tak ada perhatian, tak ada kepedulian. Ini serius dan bisa berdampak jangka panjang pada kinerja PMI,” ujarnya.

Meski begitu, di tengah vakumnya program dari pengurus, para relawan tetap menunjukkan dedikasi luar biasa. Banyak kegiatan kemanusiaan tetap berjalan atas inisiatif relawan sendiri, bahkan dengan pembiayaan dari donatur luar.

“Salut untuk mereka. Tanpa fasilitas dan tanpa dukungan, mereka tetap bergerak. Para relawan inilah wajah sejati PMI, bukan para pengurus yang hanya hadir dalam seremoni,” tambah Aep.

Kritik keras ini menjadi cermin buram bagi kepemimpinan Thamrin. Jika tak segera melakukan pembenahan menyeluruh dan membangun kembali kepercayaan serta semangat relawan, PMI Jember terancam kehilangan roh kemanusiaannya. (uswa)

Popular Articles

Berita Terkait