YOGYAKARTA, Redaksi.co — Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu pagi, 22 Oktober 2025, bertempat di Auditorium Lantai II Kampus UGM, Yogyakarta.
Kerja sama tersebut meliputi penyelenggaraan dan pengembangan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Fakfak.
Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Fakfak Samaun Dahlan, didampingi Kepala Bappeda dan Litbang Fakfak Abdul Razak Ibrahim Rengen, Staf Ahli Bupati Charles Kambu dan Nasrun P. Elake, serta Plt. Kadis Pendidikan Mansur Ali.
Sementara dari pihak UGM hadir Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., beserta civitas akademika UGM.
Usai penandatanganan, kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran video singkat tentang Kabupaten Fakfak, menyoroti dua program unggulan pemerintah daerah yakni pendidikan gratis dan kesehatan gratis. Civitas Akademika UGM mengaku kagum atas kebijakan tersebut, karena menjadi contoh nyata pemerataan layanan publik di daerah.
Bupati Samaun Dahlan dalam sambutannya menjelaskan, program pendidikan gratis di Fakfak tidak membedakan antara sekolah negeri dan swasta. Semua siswa memperoleh fasilitas seragam dan biaya sekolah secara gratis tanpa terkecuali.
Menurutnya, pendidikan memang membutuhkan biaya besar, namun pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua anak dapat bersekolah tanpa beban ekonomi.
“Selama pemerintah bisa membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat, kenapa tidak? Ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Fakfak,” ujar Samaun.
Selain pendidikan, program kesehatan gratis juga menjadi kebijakan prioritas. Pemerintah Kabupaten Fakfak menanggung seluruh biaya pengobatan, termasuk obat-obatan, bahkan menyediakan makanan gratis bagi dua anggota keluarga yang menjaga pasien di rumah sakit.
Program ini, kata Bupati, dirancang agar masyarakat tidak lagi terbebani biaya ketika membutuhkan layanan kesehatan.
Samaun menjelaskan bahwa gagasan dua program unggulan tersebut berawal dari pengalamannya saat masih menjabat Kepala Dinas PUPR Fakfak. Ketika itu, ia sering menjumpai masyarakat yang kesulitan membayar biaya sekolah dan pengobatan.
“Keluhan itu harus segera dipangkas. Setelah terpilih menjadi Bupati bersama Wakil Bupati Donatus Nimbitkendik, kami masukkan program ini ke dalam dokumen anggaran tahun pertama pemerintahan,” jelasnya.
Melalui MoU dengan UGM, Bupati berharap agar putra-putri Fakfak dapat memperoleh kesempatan kuliah di universitas ternama tersebut, terutama di bidang-bidang strategis seperti kedokteran dan energi. Ia menegaskan, Pemda akan memprioritaskan anak-anak asli Fakfak untuk mendapatkan dukungan penuh.
“Kami ingin kerja sama ini ditingkatkan, agar anak-anak Fakfak bisa berkuliah di UGM. Ke depan kami butuh banyak tenaga dokter, baik umum maupun spesialis,” ungkapnya.
Selain pendidikan, kerja sama ini juga dipandang penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) menghadapi pengembangan industri minyak dan gas di Fakfak. Pemerintah ingin memastikan masyarakat setempat memiliki kompetensi sesuai kebutuhan sektor tersebut.
Bupati juga menyebutkan, data menunjukkan bahwa Yogyakarta merupakan kota studi dengan jumlah mahasiswa asal Fakfak terbanyak dibanding daerah lain seperti Manado, Surabaya, atau Jayapura.
Karena itu, Pemda menilai kerja sama dengan UGM akan semakin memperkuat kualitas SDM Fakfak di masa depan.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor UGM Danang Sri Hadmoko menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Pemda Fakfak.
Menurutnya, kebijakan pendidikan dan kesehatan gratis yang disampaikan Bupati merupakan terobosan luar biasa yang jarang ditemui di daerah lain.
UGM, katanya, siap mendukung peningkatan SDM Fakfak melalui berbagai program kolaboratif lintas fakultas.
“UGM memiliki 18 fakultas dan siap membantu Pemda Fakfak dalam mendorong peningkatan kualitas SDM. Permintaan Bupati akan kami tindaklanjuti melalui pembentukan Pokja Papua sebagai bentuk perhatian khusus terhadap pengembangan SDM di kawasan timur Indonesia,” tutur Danang.