Jember, redaksi.co – Kepemimpinan Thamrin sebagai ketua PMI Cabang Jember tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat umum. Para relawan pendonor darah yang selama ini aktif menjadi relawan pendonor darah juga berkeluh kesah. Termasuk relawan pendonor yang sudah lebih dari 100 kali mendonorkan darahnya secara sukarela ke PMI Cabang Jember (28/06/2025).
Hal itu memuncak saat ada pengiriman puluhan pendonor 100 kali ke Istana Negara untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan Presiden Republik Indonesia kepada pendonor darah di Indonesia yang sudah lebih dari 100 kali. Termasuk dari Kabupaten Jember.
“Terus terang saya sangat kecewa dengan pengurus PMI Cabang Jember saat ini. Sebelum berangkat ke Jakarta sudah bersitegag karena PMI hanya akan mengirimkan 5 orang saja ke Jakarta. Padahal pendonor lebih dari 100 kali ada 25 orang,” kata seorang pendonor darah yang tidak disebutkan Namanya.
Alasannnya, menurut pendonor ini, anggaran yang terbatas di PMI Cabang Jember. “Saya tidak tahu juga kok alasannya anggara terbatas karena hampir tiap tahun PMI Cabang Jember mengirimkan pendonor 100 kali ke Jakarta,” ujarnya.
Tak hanya itu, menurut pendonor ini, puluhan pedonor 100 kali yang akhirnya dikirimkan ke Jakarta itu tidak diberikan seragam. “Yang hadir di Istana negara saat itu hanya rombongan pendonor dari Jember yang tidak berseragam. Semoga hal ini tidak diulangi lagi untuk kepengurusan berikutnya,” ungkapnya.
Bahkan, uang saku yang diberikan kepada para pendonor juga sangat kecil. “Bukannya tidak iklas tetapi dibandingkan daerah lain jauh. Ada kabupaten kecil dikasih uang saku Rp 3,5 jta per orang, ujarnya.
Masalah pengiriman pendonor darah lebih dari 100 kali juga sampai kepada Aep Ganda Permana, pengamat pelayanan public Jember. “Saya juga mendapatkan keluhan pengiriman pendonor darah lebih dari 100 kali selama ini mereka mendonorkan darah sukarela tanpa pamrih dan tidak dapat apa-apa padahal harga satu kantong darah itu Rp 490 ribu saat ini,” ujarnya.
Sedangkan saat mereka mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat, khususnya dari Presiden malah diperlakukan tidak baik dengan alasan anggaran terbatas. “Tidak sebanding sumbangan para pendonor lebih dari 100 X ini yang bisa jadi darahnya telah menyelamatkan banyak pasien di rumah sakit. Mereka ini adalah para pahlawan kemanusiaan sebenarnya tapi diperlakukan tidak baik oleh pengurus PMI Jember saat ini,” ujarnya (us)