Jember, redaksi.co – Keputusan mengejutkan datang dari jajaran Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jember periode 2022–2027. Di bawah kepemimpinan M. Thamrin, layanan kesehatan yang selama ini diberikan oleh Klinik Pratama PMI Jember resmi dihentikan. Klinik yang berlokasi di Jubung, Kecamatan Sukorambi itu sebelumnya menjadi salah satu andalan layanan kesehatan masyarakat, terutama bagi peserta BPJS Kesehatan (24/06/2025)
Langkah ini memicu sorotan tajam dari berbagai kalangan. Aep Ganda Permana, pengamat kebijakan publik Jember, menyebut penghentian layanan Klinik Pratama sebagai bentuk kemunduran dalam pelayanan kemanusiaan.
“Saya menerima banyak keluhan masyarakat soal menurunnya kinerja PMI Jember saat ini. Dibubarkannya Klinik Pratama adalah bukti nyata penurunan tersebut,” tegas Aep.
Sebagai informasi, Klinik Pratama PMI Jember dibentuk oleh pengurus PMI periode 2018–2022 sebagai bagian dari visi besar mendirikan Rumah Sakit PMI seperti yang telah diwujudkan di Bogor. Klinik ini bahkan diresmikan oleh Bupati Jember kala itu, dr. Faida, MMR, dan telah menjalin kerja sama resmi dengan BPJS Kesehatan. Artinya, klinik telah memenuhi seluruh syarat ketat pelayanan, baik dari segi sarana prasarana, tenaga medis hingga apotek.
Klinik Pratama PMI juga aktif melayani masyarakat umum, membuka gerai donor darah, serta menyiagakan armada ambulans untuk merespons cepat insiden darurat, termasuk kecelakaan lalu lintas di jalan utama Jember–Rambipuji yang dikenal sebagai kawasan rawan laka lantas.
Namun sejak 2024, semua berubah. Klinik mendadak tak lagi beroperasi secara penuh. Pelayanan medis berhenti total. Bahkan izin operasional yang sebetulnya telah lengkap, tidak diperpanjang oleh pengurus baru. Kini, bangunan bekas Klinik Pratama hanya berfungsi sebagai pos donor darah tanpa fasilitas penunjang darurat.
Hal ini juga dirasakan langsung oleh masyarakat. Seorang warga, Pak Mai, yang pernah menyaksikan kecelakaan di depan bekas Klinik Pratama PMI, mengungkapkan kekecewaannya.
“Saya hubungi PMI, tapi tidak ada yang merespons. Saya ke klinik, ternyata ambulansnya sudah tidak ada. Padahal korban saat itu kondisinya kritis,” ujarnya.
Keputusan membubarkan layanan kesehatan yang sudah terintegrasi dengan sistem nasional seperti BPJS ini memunculkan pertanyaan besar: apakah PMI Jember masih berpihak pada kemanusiaan?
Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Ketua PMI Jember, M. Thamrin, terkait alasan penghentian operasional Klinik Pratama PMI yang telah berkontribusi besar bagi pelayanan kesehatan masyarakat tersebut (Sofyan).