Rabu, Maret 12, 2025

MAU JADI PENULIS SILAHKAN BERGABUNG

PENGUMUMAN

spot_img

Trend Minggu ini

Pilihan Penulis

Hari Musik Nasional 2025: Menggema dengan Semangat “Indonesia Raya”!

redaksi.co | Jakarta – Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan peringatan Hari Musik Nasional 2025 dengan tema “Ragam Budaya, Memajukan Musik Indonesia” di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kementerian Kebudayaan., Minggu (9/2/2025). Acara ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat posisi musik sebagai alat pemersatu bangsa dan simbol identitas budaya Indonesia di kancah internasional.

Salah satu sorotan utama pada peringatan ini adalah peluncuran Piringan Hitam Kompilasi Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman. Piringan hitam tersebut memuat delapan versi aransemen dari lagu yang telah mengakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Peluncuran ini menjadi simbol komitmen untuk melestarikan semangat kebangsaan yang terkandung dalam musik, sekaligus memperkuat warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Judi Wahjudin, menyatakan bahwa Hari Musik Nasional dirayakan untuk mengenang kontribusi besar musisi Indonesia yang telah memberikan warna dalam perkembangan musik tanah air. “Hari ini adalah kesempatan untuk menghargai karya-karya musisi Indonesia, yang telah berperan besar dalam memperkaya dan memperluas pengaruh musik kita di dunia,” ujar Wahjudin.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan bahwa musik memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar hiburan. “Musik adalah elemen vital dalam pembangunan kebudayaan Indonesia, yang berfungsi sebagai jembatan diplomasi budaya dan identitas bangsa,” ungkapnya. Menurut Fadli Zon, Hari Musik Nasional adalah bentuk apresiasi terhadap musisi Indonesia, yang tidak hanya berperan dalam pengembangan seni, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial dan budaya.

Hari Musik Nasional diperingati setiap 9 Maret, bertepatan dengan kelahiran Wage Rudolf Supratman pada tahun 1903, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya.” Melalui Keputusan Presiden No. 10 Tahun 2013, tanggal ini dipilih untuk menghormati jasa Supratman dalam merumuskan lagu yang menjadi simbol persatuan dan perjuangan bangsa Indonesia.

Acara ini juga dimeriahkan oleh diskusi yang melibatkan sejumlah tokoh penting, termasuk anggota Komisi X DPR RI Ali Zamroni, Triawan Munaf, Wakil Menteri Kebudayaan, serta musisi ternama seperti Otto Sidharta, Dwiki Dharmawan, Titik Hamzah, dan Ananda Sukarlan. Diskusi ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem musik Indonesia, serta menggali lebih dalam mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi industri musik tanah air dalam konteks globalisasi.

Selain peluncuran Piringan Hitam, acara ini juga menjadi ajang penghargaan kepada sejumlah tokoh dan musisi yang telah berkontribusi besar terhadap perkembangan musik Indonesia. Menteri Kebudayaan menyerahkan piringan hitam tersebut kepada Purwacaraka, keluarga W.R. Supratman, Titik Hamzah, Tony Wenas, Triawan Munaf, Otto Sidharta, Piyu Padi, dan Wiwi Diana Sari, sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi mereka dalam memajukan industri musik di Indonesia.

Popular Articles

Berita Terkait