Redaksi.co | Palembang,- Kalau kita lihat di hari besar kemarin yakni Natal, dan Tahun Baru (Nataru) kemarin tidak ada harga yang tinggi, di mana itu ditunjukkan dengan inflasi kita tidak terlalu tinggi. Kita berada di bawah nasional yakni di angka 1,2 persen, dan juga harga-harga tidak ada yang bergejolak.
Kecuali cabai, yakni cabai merah keriting, atau cabai merah rawit, atau cabai rawit merah itu memang harganya cukup tinggi cabai rawit merah. Itu kenapa, karena memang kebutuhan meningkat.
Kalau cabai-cabai yang lain masih normal-normal saja cuma itu saja, dan ini menunjukkan ketersediaan kita dan berimbang dengan permintaan, demikian diutarakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Ir Ruzuan Effendi, M.M.
Dikatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel Ir Ruzuan Effendi, M.M, sebenarnya ada untuk itunya, memang dari awal kita buat pronogsa, di mana pronogsa itu kita hitung berdasarkan kebutuhan per hari.
Jadi sekarang ini kondisinya kita kebutuhan yang menjadi ketersediaan itu bisa kita lihat dari harga. Cabai ketersediaan kita cukup, masuk itu dari luar itu cukup, dan kita bisa cek di Jakabaring.
“Telur kita cukup, apakah telur sekarang naik, tidak kok, sekarang telur sudah turun, begitu juga dengan ayam, boleh ditanya dengan yang jualan, dimana untuk harganya Rp 32 ribu,” ujarnya.
Kemudian, jadi sebenarnya tidak ada, kecuali memang kadang-kadang ada momen-momen tertentu yang bisa memanfaatkan dimanfaatkan. Tapi momen tertentu, yang misalnya tahun baru dan lebaran, ketersediaan kita tetap cukup kok, tetap ada.
Tapi kadang-kadang momen tersebut dimanfaatkan oleh pedagang, atau karena ada alasan transportasi yang tersendat, seperti tahun baru kemarin cuaca itu, sehingga kapal itu tidak masuk, memang itu ada kenyataannya.
“Tapi bukan berarti ketersediaan kita tidak cukup, sedangkan beras, kalau apalagi beras, sekarang aman itu, tidak ada lagi harga-harga lagi,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, di dalam inflasi sudah berapa tahap bulan ini, tidak ada yang bawa bahwa inflasi itu akibat dari kenaikan beras, dan insya Allah itu yang akan bertahan. Jangan dihubungkan dengan ketahanan pangan, kalau inflasi itu keseluruhan, jadi kita harus bedakan itu.
Ketahanan Pangan apa itu, siapa pun yang melaksanakan mau tanam jagung, cabai, mau tanam yang lainnya, itu untuk ketahanan pangan, bukan berarti bahwa Dinas Ketahanan Pangan yang punya kerjaan, tidak seperti itu.
“Jadi penuh penunjang untuk ketahanan pangan nasional, cabai kemarin kalau dia berkelanjutan itu akan sangat baik, sehingga kita tidak akan ketergantungan dengan wilayah luar,” katanya.
Masih dilanjutkannya, kalau cabai itu bisa untuk itu, yuk sama-sama kawal, kita sama-sama lihat itu di mana itu, dan kita sama-sama saling mengingatkan untuk perkembangan-perkembangan tersebut. Terkait ekspor atau impor, Itu sebenarnya bukan itu namanya dalam rangka kita memenuhi kebutuhan, ketersediaan kita.
Kita daging sapi, kita tidak cukup dari Sumsel, itu yang kita datangkan dari luar, apakah dari Lampung ataupun dari yang lainnya. Kita kalau telur kita keluar, kita mengirim ke Jawa Barat, ke Banten, begitupun juga dengan ayam.
“Kita keluar, banyak kita dimana sebanyak 3000 ton setiap bulan, untuk telur kita kirim ke Banten, ke Bangka Belitung, ke Jakarta, Bekasi, Jawa Barat,” ucapnya.
Masih disampaikannya, kalau terkait penambahan peternakan di Sumsel, itu nanti di lihat, yang penting ada pemasarannya. Penambahan silahkan penambahan, tapi yang selama ini yang berusaha adalah memang para perusahaan-perusahaan atau peternak-peternak yang memang mereka sudah untuk itu.
Tapi kalau misalnya kita dalam hal bantuan, kami fikir tidak perlu lagi, bagaimana cuma kita pembinaan dan bagaimana kita meningkatkan kualitas mereka, untuk itu semua. Sejauh ini kualitas peternak kita bagus, buktinya kita bisa diterima di mana saja.
“Kalau mengenai cuaca, kalau dikatakan cuaca berdampak, ya semua budi daya, iklim yang tidak menentu itu pasti berdampak,” imbuhnya.
Ditambahkannya, ya kalau di lihat kita ini dari segi produksi dan kebutuhan, insya Allah tidak ada apa-apa, kita harus memitigasi segera, dan itu bukan hanya ada di Dinas Ketahanan Pangan saja, tapi seluruh harus keterlibatan menjaga harga, meningkatkan produksi, pendistribusian, dan lain sebagainya.
Terkait gerakan pangan murah, itu memang salah satu program pemerintah, dalam rangka untuk menekan harga dan memberikan kepada masyarakat untuk menerima harga itu yang sesuai atau di bawah pasaran.
“Tentunya masyarakat sangat antusias, buktinya pada saat kita berjualan beras, di mana beras yang bisa mereka terima mungkin diatas harga HET, tapi dalam itu di bawah HET, dan juga pada saat gerakan pangan murah, banyak subsidi harga di bawah harga pasar,” bebernya.