Rabu, Desember 25, 2024

MAU JADI PENULIS SILAHKAN BERGABUNG

PENGUMUMAN

spot_img

Top 5 This Week

Related Posts

Untuk Beri Pemahaman Kepada Petani Ini Dilakukan, Berikut Yang Disampaikan

Warta In | Palembang,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, S.H., M.Si yang diwakili oleh Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumsel Ir Agus Darwa, M.Si menghadiri serta membuka secara resmi kegiatan workshop pengembangan produk hilirisasi kelapa sawit bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Sumsel, Jumat (16/11/2024).

Dikatakan Kepala Disbun Provinsi Sumsel Ir Agus Darwa, M.Si, yang paling pertama saya akan menyampaikan dahulu selamat dan sukses kepada kepengurusan DPP APKASINDO Pusat. Saya bersama pemprov Sumsel memberikan apresiasi yang besar APKASINDO atas terselenggaranya acara ini.

Dimana acara ini sepertinya sepele, tapi acara ini punya makna yang besar untuk pembangunan di Indonesia khususnya di Sumsel, dan terlebih khususnya lagi pembangunan di bidang perkebunan.

“Kita saat ini banyak dihadapkan dengan problem-problem, ada inflasi yang setiap hari dibicarakan keterpurukan, dan Alhamdulillah di sub sektor perkebunan tidak mengalami itu,” ujarnya.

Kemudian, kita telah melalui yang namanya residensi di bidang pembangunan perkebunan, walaupun dalam makna sangat kecil terhadap dunia perkebunan. Kita sudah merasakan akselerasi bagaimana percepatan di bidang pembangunan perkebunan di Indonesia ini sudah. Dan ke depan terus kita adakan edukasi yang salah satunya adalah yang dilakukan APKASINDO Sumsel.

Sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang hilirisasi, bapak, ibu, dan sekalian semuanya, sawit ini baru trend setelah 2017 keatas, sebelumnya yang paling trend itu karet. Itu kalau saya ikuti dan kalau diibaratkan “bagaikan gadis cantik, molek, seksi, dan pintar” semuanya di miliki karet.

“Ini juga kita harus waspadai dunia adalah sawit, di mana sawit saat ini cantik sekarang, jadi kalau karet itu generasi lama kalau dahulu cantik, kalau dahulu cantik di mana 10 tahun ke depan pasti berkurang,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, ini yang harus kita siasati, provinsi Sumsel punya kebun sawit 1,2 juta hektar kebun sawit itu terdata di BPS. Dan saat ini sudah mencapai 1,4 juta hektar, sehingga Sumsel menduduki peringkat ke lima terluas. Bayangkan, Sumsel salah satu 5 provinsi 5 terbesar, jadi kalau tadi totalnya 2022, 2023 itu ada 456 Triliun, hitung saja berapa dari Sumsel itu.

Kita banyak PKS CPO itu ada 8/9, di mana 8/9 bervariasi dari kapasitas 30 ton per jam sampai 120 ton perjam hanya ada 1 pabrik hilirisasi untuk muat minyak goreng selebihnya kirim yakni ekspor, bayangkan.

“Jadi sawit ini sangat banyak di lirik orang, bahkan isinya pun tinggi untuk ke sawit, di mana sawit katanya menghabiskan air, dan saya mendengarkan itu hanya bisa senyum saja ketika ada yang bicara itu,” katanya.

Masih dilanjutkannya, di mana yang ada itu bukan menghabiskan air, jika kalau berbicara air, 85 makhluk hidup, di mana 85 persen tanaman membutuhkan air, dan paling banyak adalah tanaman pangan. Sawit sama butuh air juga, tapi kalau dia dipolitisir untuk supaya dia salah satu komoditi perkebunan yang menghabiskan air, saya bilang saya belum menerima, bukan tidak terima.

Namanya pembukaan lahan, apapun lahan itu, mau lahan lebak, dan lain sebagainya, itu pasti kita membuka yang namanya menggunakan tap-tapan air, kemudian kita membuat saluran-saluran drainase.

Yang bilang menghabiskan air, ketika para pelaku usaha ingin membuka lahan yang di lahan berperairan lebak, mereka akan sodet dulu, maka mereka bisa tanam, bisa pupuk, bisa pelihara, dan nanti akan memudahkan panen,” ucapnya

Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) APKASINDO Pusat yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO Dr Rino Afrino, S.T., M.M, kita bersyukur bahwa kepengurusan APKASINDO periode 2024-2029 baru saja dilantik kemarin yakni bulan Oktober 2024, alhamdulillah dihadiri oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Luhur Binsar Panjaitan, Moeldoko, Wakil Menteri, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan semuanya hadir.

Memang ingin mendukung supaya APKASINDO lebih baik lagi, APKASINDO lebih kuat lagi, APKASINDO lebih mengakar lagi. Karena memang 24 tahun yang lalu di kota ini kalau tidak salah di tahun 2000 APKASINDO itu misinya jelas.

“Bahwa petani harus naik kelas, petani harus setara, petani harus naik martabatnya, makanya organisasi ini itu dia tidak memandang bapak petani sawit dari suku apa pun, dari agama apa pun, dari ras apa pun, dan sebagainya,” imbuhnya.

Masih dilanjutkannya, oleh karena itu kalau kita lihat dalam konteks acara pada acara hari ini, di mana ini adalah salah satu wujud kita menuju kesetaraan. Ada 4 aspek yang diinginkan oleh petani-petani terutama seperti saya, yang pertama kita punya ingin punya kebun yang legalitasnya jelas, dan ini yang tidak henti-hentinya diperjuangkan oleh APKASINDO.

Karena aspek legalitas adalah harga mati, owner sheet, kepemilikan Lahan, kita terus kejar, lalu kita menghadap Presiden Republik Indonesia (RI) itu juga kita sampaikan. Kenapa, karena begitu banyak petani kita tidak bisa ikut dalam Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dan sebagainya.

“Mungkin di Sumsel juga seperti itu, dibeberapa daerah seperti itu, jadi aspek legalitas itu yang kita harus kunci habis. Dan yang kedua aspeknya adalah produktivitas, kami tidak mau lagi panennya hanya 800 kilo perbulan per hektar, kami mau dua kali lipat, dan seterusnya,” bebernya.

Popular Articles