Demi mendorong transformasi budaya belajar anak, baru-baru ini
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar sosialisasi Standarisasi Sekolah Ramah Anak (SRA) tahun 2025.
Kepala Bappeda Sumenep,Dr.Ir.Arif Firmanto, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekedar seremonial belaka,melainkan
langkah nyata yang dilakukan untuk mewujudkan Sumenep sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) kategori Nindya pada 2026 mendatang.
“Target kita tahun depan adalah KLA Nindya,penghargaan KLA Madya yang kita raih tahun lalu itu bukan akhir, melainkan awal dari komitmen, tentunya hal ini menuntut penerapan standar SRA secara konsisten, agar anak-anak kita bisa belajar dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif,” Ujar Arif Firmanto, Minggu (12/10/25).
“Jadi, SRA ini bukan sekadar pemenuhan administratif, tetapi sebuah instrumen untuk mengubah pola interaksi dan sistem pendidikan di sekolah,baik dari pengelolaan ruang kelas yang mendukung kenyamanan anak, komunikasi guru-murid yang sehat, hingga keterlibatan orang tua dan masyarakat, semuanya harus berjalan harmonis dengan prinsip perlindungan anak,” Sambungnya.
Untuk di ketahui,acara
yang di gelar di Ruang Rapat Potre Koneng Bappeda ini, di hadiri Dinas Pendidikan Sumenep, Kementerian Agama Sumenep, serta Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sumenep,yang mana melibatkan 49 lembaga pendidikan dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, madrasah hingga SMK.
Dan masing-masing satuan pendidikan,di dampingi oleh Fasilitator Daerah (Fasda) SRA untuk memperkuat pemahaman teknis dan implementasi standar SRA di lingkungan sekolah,sehingga di harapkan ,hasil dari sosialisasi bisa segera di tindak lanjuti oleh sekolah-sekolah dengan membangun sistem internal yang sesuai dengan standarisasi Sekolah Ramah Anak.(HR)