SALAH SATU PENDIRI FM LOBAR KRITISI DEMO MAHASISWA DI LOMBOK BARAT
Lombok Barat, Redaksi.co – Kondisi masyarakat Lombok Barat yang majemuk menempatkan ruang bersuara sebagai salah satu sarana demokrasi dalam menyampaikan aspirasi. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 pun telah mengatur secara jelas hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka umum.
Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah aksi demonstrasi mahasiswa di Lombok Barat menjadi perhatian. Dinamika tersebut dianggap sebagai bagian dari ekspresi kebebasan berpendapat, meski di sisi lain ada harapan agar gerakan mahasiswa tetap berjalan secara tertib dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Salah satu pendiri Front Mahasiswa Lombok Barat (FM LOBAR), Muizzudin, menyampaikan pandangannya terkait hal itu.
“Mereka para kader organik yang memiliki visi membangun daerah gumi paer Lombok Barat dengan pemikiran konstruktif, siap mengawal kebijakan pimpinan daerah ini dan bersinergi,” ujar Muizz, aktivis muda NU.
Ia menegaskan, mahasiswa akan selalu memberikan dukungan ketika para pemimpin bersikap adil, melahirkan kebijakan yang berkelanjutan, serta berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Pahrizal Iqrom, mantan Ketua FM LOBAR pertama yang kini menjadi akademisi di UNW Mataram, menambahkan bahwa gerakan mahasiswa adalah bagian dari idealisme yang tidak bisa dipisahkan dari dunia kampus.
“Kami tidak pernah memerintahkan untuk demo, tapi juga tidak melarang. Gerakan adik-adik mahasiswa ini murni idealisme ala mahasiswa,” jelasnya.
Ia menilai, pemerintah daerah perlu memberikan perhatian lebih pada kebijakan pro rakyat, kepastian hukum bagi pejabat yang menghadapi persoalan hukum, serta transparansi dalam pengelolaan kebijakan publik. Menurutnya, langkah tersebut penting dilakukan agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
—–
📌 Sumber: Media Nasional Investigasi – Redaksi.co
✍️ Read: Abach Uhel