Senin, Juli 28, 2025

MAU JADI PENULIS SILAHKAN BERGABUNG

Trend Minggu ini

Pilihan Penulis

Refleksi 27 Tahun Reformasi: Harapan Baru dan Tantangan Lama di Era Pemerintahan Prabowo

redaksi.co, Jakarta — Dalam semangat memperingati 27 tahun perjalanan Reformasi 1998, sekelompok aktivis ’98 kembali berkumpul untuk menghidupkan diskusi publik bertajuk “Refleksi 27 Tahun Reformasi: Pemerintahan yang Bebas dan Bersih KKN, Mimpi atau Kenyataan?”. Acara yang digelar pada Jumat (30/5) di Rumah Makan Handayani, Matraman, Jakarta Timur

Diskusi yang dihadiri oleh berbagai elemen aktivis, akademisi, dan masyarakat sipil itu menghadirkan Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer—akrab disapa Noel—sebagai keynote speaker. Dalam paparannya, Noel menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan langkah konkret dalam pemberantasan korupsi.

“Banyak pihak yang selama ini tidak tersentuh hukum, kini mulai diproses. Ini adalah bukti bahwa pemerintahan Prabowo serius dalam perang terhadap korupsi,” ujar Noel.

Meski demikian, Noel tidak menampik bahwa tantangan besar masih membayangi. Salah satu sorotan tajam adalah angka pengangguran nasional yang kini menyentuh 7,2 juta jiwa.

“Ini angka yang harus menjadi perhatian serius. Pemerintah tidak boleh diam atau hanya sibuk dengan isu-isu yang tidak substansial,” tambahnya.

Isu ketenagakerjaan menjadi bahasan yang mendominasi diskusi. Noel menyoroti insiden job fair di Kota Bekasi yang kacau karena jumlah peserta jauh melampaui kapasitas. Kericuhan tersebut menjadi tamparan keras bagi panitia dan pemerintah daerah.

“Kita tidak bisa saling menyalahkan, tapi ini menjadi koreksi penting bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah dan perusahaan yang terlibat,” ujar Noel.

Tak hanya itu, Noel juga menanggapi keras praktik diskriminasi dalam proses rekrutmen tenaga kerja. Ia menyebut bahwa syarat-syarat seperti usia, status pernikahan, hingga penampilan fisik (good looking) tak semestinya menjadi penentu kecakapan kerja.

“Industri bukan tempat mendiskriminasi. Ini bukan industri pelacuran yang butuh ‘good looking’,” Kata Noel.

Diskusi yang dipandu oleh Bandot Malera (Aktivis 98 – Perbanas) ini juga menghadirkan pemantik diskusi Aznil Tan (Aktivis 98 – UMB), serta narasumber dari berbagai kampus dan organisasi seperti Antonius Danar (Perbanas), M. Ridwan (UPN Veteran), Ahmad Nasir (Universitas Assafi’iyah), Joko Priyoski (UNAS), Ucok Sky Khadafi (UNIJA), dan Hasanuddin (Pijar Indonesia).

Para aktivis sepakat bahwa cita-cita reformasi belum sepenuhnya tercapai. Namun mereka tak kehilangan semangat untuk terus menjaga bara perjuangan: mengawal demokrasi, memperjuangkan keadilan sosial, serta menegakkan pemerintahan yang benar-benar bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Refleksi 27 Tahun Reformasi bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi memastikan bahwa semangat perubahan tetap menyala di tengah tantangan zaman.

Popular Articles

Berita Terkait