Jakarta — (REDAKSI.CO)Jajaran pengurus Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) menggelar rapat koordinasi terakhir menjelang pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2025. Kegiatan berlangsung di Kantor AWPI Manggarai, Jalan Menara Air No. 34 RT 001/011, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Tiwi selaku Humas AWPI dan dihadiri para pengurus dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) serta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) AWPI dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Tiwi menekankan pentingnya sinergi dan kedisiplinan seluruh panitia untuk memastikan Rapimnas berjalan lancar, tertib, dan sesuai rencana. Ia mengingatkan bahwa seluruh anggota harus menjaga koordinasi dan saling mendukung antarbidang.
“Masih ada pimpinan yang mengawasi langsung. Semua harus kompak dan mengikuti arahan yang sudah ditetapkan,” ujar Tiwi membuka arahannya.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah penggunaan pakaian adat bagi peserta pada hari pelaksanaan Rapimnas. Kebijakan ini diambil untuk menonjolkan semangat budaya daerah di dalam tubuh organisasi wartawan tersebut.
Selain itu, bidang keamanan juga mendapatkan perhatian khusus. Panitia keamanan diminta mengenakan pakaian safari serta membawa alat komunikasi handy talkie (HT). Tiwi menyampaikan bahwa hal ini dilakukan demi menjaga kelancaran kegiatan dan memperkuat koordinasi di lapangan.
“Teman-teman yang punya HT harap dibawa. Kalau bisa dipinjamkan ke rekan lain, lebih baik,” tambah Tiwi menegaskan.
Koordinator keamanan, yakni Mata, Sutaji, dan Rohmat, ditugaskan memastikan situasi acara tetap kondusif sejak persiapan hingga hari pelaksanaan. Mereka juga bertanggung jawab mengatur posisi personel keamanan di setiap titik strategis.
Dalam rapat tersebut, pembagian tugas antarpanitia turut diperjelas. Panitia inti diwajibkan mengenakan batik biru dongker sebagai identitas resmi selama kegiatan berlangsung. “Pokoknya bentuk biru berlengan panjang, sesuai tema Nusantara,” ujar Tiwi.
Tiwi juga mengimbau agar seluruh panitia yang telah berkeluarga meminta izin terlebih dahulu kepada pasangan masing-masing. Menurutnya, komunikasi yang baik dengan keluarga akan menciptakan ketenangan dan fokus selama menjalankan tugas organisasi.
Hari Minggu dijadwalkan sebagai waktu pelaksanaan gladi resik di hotel tempat berlangsungnya acara. Pada waktu yang sama, tim logistik diminta mulai memasang spanduk dan bendera di sekitar area kegiatan sebagaimana tradisi pada tahun sebelumnya.
“Pastikan jumlah spanduk dan bendera terdata dengan baik, jangan sampai hilang seperti tahun lalu,” ucap Tiwi mengingatkan.
Ia juga menegaskan pentingnya kesiapan perlengkapan administrasi seperti alat tulis, atribut, dan kebutuhan pendukung lainnya agar tidak ada hambatan saat kegiatan dimulai.
Bidang sosial turut melaporkan kesiapan kegiatan santunan anak yatim yang menjadi bagian dari rangkaian Rapimnas. Tercatat sebanyak 130 anak akan menerima bantuan berupa tas, buku, dan perlengkapan sekolah hasil kerja sama dengan para donatur.
Sementara itu, bidang transportasi menyiapkan kendaraan untuk mendukung mobilitas panitia dan peserta. Beberapa kendaraan milik pengurus, antara lain Sekjen, Maman, Sugiyanto, dan Hamdan, akan disiagakan di lokasi acara dan hotel.
Tanggung jawab pengelolaan kunci kamar peserta diamanatkan kepada Tiwi, dibantu beberapa anggota panitia lainnya. Ia menegaskan bahwa hanya peserta terdaftar dan telah memperoleh kunci yang diizinkan masuk kamar.
“Yang tidak ada di daftar dan tidak pegang kunci, tidak boleh masuk, apapun alasannya,” tegasnya.
Tiwi juga mengingatkan bahwa panitia tidak menanggung pengeluaran pribadi peserta di luar anggaran resmi. Pesanan makanan, penggunaan karaoke, dan fasilitas tambahan hotel menjadi tanggung jawab masing-masing tamu.
“Kalau tamu ingin memesan makanan atau karaoke, itu di luar tanggung jawab panitia. Koordinasikan dengan pihak hotel,” katanya.
Selanjutnya, rapat juga menyoroti pembahasan evaluasi proposal pendanaan yang telah disebarkan ke setiap DPD dan DPC. Proposal tersebut menjadi salah satu sumber pembiayaan kegiatan Rapimnas AWPI 2025. Dalam penjelasannya, Tiwi mengatakan,
“Saya membuat proposal agar teman-teman bisa ikut berkontribusi tanpa merasa terbebani,” ujarnya.
Namun, ia menyayangkan masih adanya beberapa wilayah yang belum menyalurkan proposal sebagaimana mestinya. Hal itu dinilai dapat menghambat transparansi dan pemerataan dukungan antarwilayah.
Tiwi menegaskan agar setiap pengurus daerah menyampaikan laporan tertulis terkait penggunaan proposal.
“Semua laporan harus jelas dan tertulis. Jangan sampai ada dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tuturnya.
Menutup rapat, Tiwi mengajak seluruh anggota AWPI untuk memperkuat solidaritas dan profesionalisme menjelang pelaksanaan Rapimnas 2025. Ia menekankan bahwa kesuksesan kegiatan tidak bergantung pada besar kecilnya anggaran, melainkan pada kekompakan dan niat bersama.
“Dengan keterbatasan yang ada, kita buktikan bahwa AWPI bisa menyelenggarakan Rapimnas yang tertib, bermartabat, dan bermanfaat bagi dunia pers,” pungkas Tiwi dengan penuh semangat.
suhendi