JEMBER, redaksi.co – Sejumlah nasabah program PNM Mekaar mengeluhkan praktik pemotongan sepihak saat pencairan dana. Praktik ini dinilai menyalahi aturan serta merugikan masyarakat kecil yang sedang berupaya meningkatkan taraf hidupnya (4/9/2025).
Menanggapi keluhan tersebut, Tyas, Pengawas Cabang PNM Mekaar Kecamatan Jombang ketika di temui awak media pada hari Senin 1/9/2025, membantah adanya pemotongan sepihak. Ia menyebut potongan yang terjadi saat pencairan merupakan hasil kesepakatan kelompok, sejalan dengan sistem tanggung renteng yang menjadi ciri khas program Mekaar.
“Jika ada nasabah yang merasa keberatan, silakan sampaikan ke kami dengan menyebutkan nama anggota, kelompok, dan alamatnya agar segera bisa ditindaklanjuti dan diluruskan,” ujarnya.
Namun, hasil penelusuran lapangan menunjukkan kondisi berbeda. Meski secara administratif ada kesepakatan kelompok, persetujuan itu diduga lahir dari tekanan. Sejumlah nasabah mengaku ditakut-takuti: bila menolak menanggung beban anggota bermasalah, pencairan pinjaman bagi seluruh kelompok terancam dibatalkan.
Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia (LPKNI) Jember, Sugeng Haryadi, menilai persoalan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.
“Kalau PNM Mekaar hanya sebatas menyalurkan dan menagih, tanpa pendampingan, itu sudah keluar dari semangat awal pemberdayaan. Negara harus hadir mengawasi agar tujuan mulia program tidak bergeser menjadi praktik yang justru membebani masyarakat,” tegasnya.
Sugeng juga menambahkan, dugaan pemotongan sepihak ini berpotensi melanggar aturan transparansi keuangan.
“Kami mendorong masyarakat berani melapor ke OJK sebagai lembaga resmi pengawas jasa keuangan. Selain itu, Kementerian BUMN harus turun tangan. Jangan sampai program pemberdayaan berubah menjadi jerat utang yang tidak sehat,” ujarnya.
Fenomena ini akhirnya menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana pengawasan pusat terhadap implementasi program di daerah? Apakah semangat pemberdayaan yang digembar-gemborkan selama ini hanya sebatas jargon, sementara masyarakat kecil tetap berada di posisi paling lemah.
Reporter: Sofyan