LEBAK, REDAKSI.CO – Warga Kampung Karag, Desa Nayagati, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, menggelar doa bersama sekaligus melaksanakan tradisi Ngubaran Lembur atau mengobati kampung, Minggu (19/10/2025). Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang masih dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Di Kabupaten Lebak, berbagai tradisi adat masih terus dilestarikan sebagai bentuk kearifan lokal, seperti Seba Baduy, Seren Taun, dan salah satunya Ngubaran Lembur di Desa Nayagati.
“Upacara ini kami lakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Khalik, serta memohon keselamatan agar Kampung Karag senantiasa dijauhkan dari marabahaya dan menjadi tempat yang aman serta tenteram,” ujar Ustaz Ihrom, tokoh agama setempat.
Tokoh masyarakat Aris dan Toni menjelaskan, doa bersama tersebut dipimpin oleh para kokolot lembur (sesepuh kampung) dan tokoh spiritual seperti Abah Pice, Abah Misra, Abah Udin, dan Abah Didi, serta tokoh agama Ustaz Entis dan Ustaz Lili.
Salah satu sesepuh kampung menyampaikan pepatah Sunda penuh makna:
“Imah lamun teu diurusan pasti beak ku rinyuh atawa ruksak, teu beda jeung lembur kan?”
(Rumah kalau tidak diurus pasti habis dimakan rayap atau rusak, begitu juga dengan kampung).
Dalam prosesi ritual tersebut, warga juga melakukan pemotongan kambing, menyediakan padi dalam wadah khusus, serta menyiapkan air yang diberi bunga. Seluruh perlengkapan itu kemudian dibacakan doa-doa layaknya ruwatan, sebagai simbol penyucian kampung serta harapan akan kehidupan yang lebih baik dan harmonis bagi seluruh warga.
Tradisi Ngubaran Lembur tidak hanya menjadi simbol spiritual dan rasa syukur masyarakat Nayagati, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kebersamaan, gotong royong, dan keseimbangan antara manusia dengan alam sekitar.
Pewarta: (do)