TAPTENG, Redaksi.co – Maraknya akun palsu yang beraktivitas di media sosial semakin menjadi perhatian serius berbagai pihak. Anggota DPRD Tapanuli Tengah, Ardino Tarihoran, angkat suara dan menyampaikan kekhawatirannya terhadap fenomena tersebut yang dinilai telah mengganggu ketenangan sosial serta memicu pertarungan opini di tengah masyarakat.
Dalam keterangan yang disampaikannya kepada awak media, Ardino tidak menutup-nutupi rasa kecewanya melihat kondisi ruang digital yang semakin tidak sehat. Ia menilai jumlah akun palsu (fake account) meningkat dan sering kali digunakan untuk menyerang, membully, serta menyebarkan informasi yang tidak benar.
“Terus terang, apa yang saya lihat belakangan ini sangat mengecewakan. Akun-akun palsu semakin banyak bermunculan, dan digunakan untuk membully, menyebarkan informasi tidak baik, memecah belah, atau menggiring opini ke satu pihak dan pihak lainnya,” ujar Ardino.
Menurutnya, media sosial kini tidak lagi menjadi wadah komunikasi publik yang sehat, namun telah berubah menjadi arena perang narasi yang berbahaya. Ia melihat ada pola tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memengaruhi opini masyarakat secara terstruktur.
“Media sosial seolah menjadi arena perang. Ada pihak-pihak yang menjalankan ‘marketing sosial’ yang tujuannya mencuci pikiran masyarakat. Ini sangat mengkhawatirkan, karena bisa membuat masyarakat saling bentrok dan bahkan meretakkan hubungan antara masyarakat dengan para legislatif,” jelasnya.
Ardino Tarihoran menegaskan perlunya tindakan dari aparat penegak hukum. Ia meminta agar kepolisian, khususnya unit siber, serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) daerah lebih aktif memantau dan menindak akun yang terbukti meresahkan.
Menurutnya, langkah preventif seperti imbauan resmi dan edukasi publik sangat diperlukan dalam menghadapi masalah ini.
“Aparat kepolisian dan Kominfo harus turun tangan. Pemerintah kabupaten melalui akun-akun resminya bisa memberikan peringatan dan edukasi kepada masyarakat. Edukasi itu penting, selama disampaikan dengan cara yang baik,” lanjutnya.
Ardino menilai pemerintah daerah juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga ruang digital agar tetap sehat dan tidak menjadi wadah penyebaran fitnah ataupun provokasi.
Sebagai representasi masyarakat di parlemen, Ardino mengajak seluruh warga Tapanuli Tengah agar lebih dewasa dan bertanggung jawab saat beraktivitas di media sosial. Menurutnya, kritik yang disampaikan melalui identitas asli jauh lebih bernilai dan tidak menimbulkan kecurigaan.
“Kalau ingin mengkritik atau memberi saran, gunakanlah akun asli. Dengan begitu, kita bisa saling memahami dan suasana tetap adem. Kalaupun ada kritik, setidaknya jelas siapa yang menyampaikan dan apa tujuannya,” ungkapnya.
Ia menilai penggunaan akun palsu justru memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan merusak iklim demokrasi lokal.
Ardino Tarihoran juga mengimbau masyarakat agar lebih teliti dalam menerima informasi. Ia menegaskan bahwa tidak semua konten yang tersebar di media sosial, terutama dari akun anonim, dapat dipercaya.
“Semoga masyarakat kita lebih bijak dan tidak mudah terpengaruh oleh akun-akun palsu. Kita harus hati-hati. Tidak semua informasi itu benar,” tegasnya.
Ia berharap kesadaran kolektif masyarakat, ditambah sinergi antara legislatif, eksekutif, dan aparat penegak hukum, dapat menciptakan ruang digital yang lebih aman dan konstruktif.
Di akhir pernyataannya, Ardino optimistis bahwa jika seluruh elemen di Tapanuli Tengah bersatu dalam menjaga ekosistem informasi yang sehat, maka potensi konflik dapat ditekan dan pembangunan sosial dapat berjalan lebih baik.
“Jika kita bisa bersama-sama—masyarakat, legislatif, dan eksekutif—saya yakin Kabupaten Tapanuli Tengah bisa menjadi jauh lebih baik,” pungkas Anggota DPRD Tapteng tersebut.
(M.Tanjung)






