Pontianak – Penggeledahan rumah pribadi Gubernur terpilih Kalbar, Ria Norsan, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berakhir tanpa temuan bukti. Hal ini disyukuri oleh tokoh masyarakat Kalbar, Maman Suratman, yang menilai proses hukum telah berjalan sesuai aturan.
“Alhamdulillah, KPK bekerja sesuai aturan. Tidak ada bukti yang ditemukan. Itu artinya hukum tetap dijalankan secara fair,” ujar Maman, Sabtu (27/9).
Namun, meski Maman menyambut hasil penggeledahan itu dengan syukur, publik dan masyarakat justru menaruh harapan besar pada Jumat, 3 Oktober 2025. Tanggal itu diyakini akan menjadi “Jumat Keramat”, momentum ketika KPK diharapkan membuka secara terang dugaan korupsi proyek PUPR Kabupaten Mempawah.
Publik Masih Menyimpan Kecurigaan
Bagi warga, kasus dugaan korupsi PUPR Mempawah tidak bisa dianggap selesai begitu saja hanya karena penggeledahan kali ini nihil temuan. Mereka meyakini, penyimpangan anggaran tidak berhenti pada satu tahun, melainkan berlanjut hingga tahun 2023.
“Jumat keramat itu doa rakyat Kalbar. Kami ingin KPK benar-benar membuktikan bahwa tidak ada kekuasaan yang kebal hukum,” ujar salah seorang warga.
Isu Intimidasi Wartawan: Bayangan Buruk di Balik Kasus
Di tengah sorotan publik, muncul pula kabar soal intimidasi wartawan. Oknum berinisial ADR, yang disebut-sebut sebagai koordinator Media Centre Ria Norsan, diduga meminta sejumlah jurnalis agar tidak menaikkan berita penggeledahan ke media online.
Sebagai imbalan, wartawan ditawari bayaran dengan nominal yang disebut “cukup menggiurkan”.
Publik menilai, jika benar terjadi, praktik ini bukan hanya intervensi, tapi bentuk nyata pembungkaman pers dan upaya mengendalikan opini publik di tengah proses hukum yang sedang berjalan.
Ujian KPK, Ujian Demokrasi Kalbar
Sementara Maman memilih bersyukur, masyarakat justru menaruh doa dan harapan agar KPK membuktikan integritasnya pada 3 Oktober mendatang.
“Demokrasi di Kalbar sedang diuji. Pers jangan dibungkam, publik jangan dikelabui. Jumat keramat harus jadi momentum KPK menunjukkan hukum berdiri tegak tanpa pandang bulu,” pungkas seorang tokoh masyarakat.
Tim Redaksi