JEMBER, redaksi.co – Proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Dusun Gondosari, Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, menuai sorotan tajam dari warga. Alih-alih membawa manfaat, pelaksanaan proyek justru menimbulkan persoalan baru di lapangan (13/09/2025).
Material berupa batu untuk pembangunan irigasi ditumpuk sembarangan di jalan utama warga. Tanpa tanda pengaman maupun pengaturan, akses kendaraan pun terganggu. Kondisi ini kian berbahaya bagi pengguna jalan, terutama pada malam hari.

“Ini proyek pakai uang negara, mestinya dikerjakan dengan tertib. Jangan sampai kepentingan masyarakat dikorbankan,” ujar Sugeng, seorang warga yang kerap melintas di jalan tersebut.
Kesalahan proyek dinilai mencolok di beberapa sisi. Pertama, manajemen material yang ceroboh, batu proyek dibiarkan menutup badan jalan tanpa penataan. Kedua, lemahnya pengawasan dari pemerintah desa maupun pihak pengawas program, yang terkesan tutup mata terhadap masalah di lapangan.
Berdasarkan papan proyek, P3TGAI di lokasi tersebut mendapat pagu anggaran Rp195 juta per titik dari APBN. Dengan nilai sebesar itu, masyarakat menuntut transparansi, akuntabilitas, serta standar kerja yang profesional.
Seorang pengamat pembangunan desa menilai, kekeliruan teknis seperti ini mencerminkan lemahnya kontrol pemerintah maupun kelompok pelaksana. “Kalau dibiarkan, proyek yang mestinya menjadi solusi bisa menimbulkan masalah sosial baru,” katanya.
Pantauan di lokasi memperlihatkan sebuah mobil terpaksa berhenti karena jalan tertutup tumpukan batu yang dibiarkan tanpa tanda peringatan. Tak sedikit pengendara motor yang harus mencari jalur alternatif agar bisa melintas. Situasi ini jelas menghambat mobilitas warga sekaligus membahayakan keselamatan.
Sejumlah warga mendesak agar pihak pelaksana segera menata material proyek agar tidak mengorbankan akses jalan umum. “Ini jalan utama warga. Kalau ditutup batu seperti ini, aktivitas kami sangat terganggu. Mestinya ada pengaturan yang jelas,” keluh salah seorang pengendara.
Secara prinsip, P3TGAI ditujukan untuk meningkatkan kualitas irigasi pertanian melalui pembangunan dan perbaikan saluran. Namun di lapangan, warga menilai pelaksanaannya masih jauh dari harapan.
Pengawasan dari pemerintah dan pihak terkait pun dipertanyakan. Minimnya kontrol dianggap memberi ruang bagi pelaksana proyek bekerja tanpa memperhatikan keselamatan maupun kenyamanan masyarakat. Padahal, anggaran ratusan juta rupiah itu semestinya memberi hasil pembangunan yang nyata, transparan, dan akuntabel.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana proyek maupun pemerintah desa belum memberikan keterangan resmi. Warga berharap ada tindak lanjut segera agar akses jalan kembali normal dan aman, serta pengawasan terhadap program P3TGAI diperketat agar dana negara benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Reporter: Sofyan