Fakfak.Redaksi.co – Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, mengunjungi Paroki Santa Bernadeth Mamur di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pada Senin (29/9/2025). Kunjungan ini disambut hangat oleh Panitia Pembangunan Gereja bersama umat setempat, sekaligus menjadi momen penting dalam perjalanan pembangunan gereja yang telah berlangsung hampir setahun.
Dalam kesempatan tersebut, Uskup meninjau langsung progres pembangunan sekaligus menyerahkan bantuan dana sebesar Rp100 juta kepada Panitia Pembangun Gereja Katolik Stasi Santa Bernadeth Mamur. Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian pembangunan yang dimulai sejak 3 November 2024 lalu.
Uskup menyampaikan beberapa pesan penting terkait strategi pembangunan gereja.
Pertama, ia mengapresiasi ide kreatif Pastor Paroki untuk tetap memanfaatkan gereja lama dengan konsep “dibungkus” bangunan baru agar lebih hemat lahan dan biaya.
Kedua, beliau menekankan pentingnya menyesuaikan ukuran gereja dengan kebutuhan. “Gereja besar memang mengesankan, tapi sering hanya penuh saat hari raya. Untuk hari Minggu biasa, ukuran sederhana sudah cukup. Pada Natal atau Paskah, bisa gunakan tenda tambahan, tanpa harus menebang kayu setiap tahun. Hutan kita harus tetap dijaga,” pesan Uskup.
Ketiga, Uskup juga menyoroti semangat swadaya umat yang telah menyumbang Rp300 juta di tahap awal. Ia mengingatkan agar pembangunan tetap berbasis partisipasi umat. “Gereja ini harus menjadi gereja umat. Jangan hanya mengandalkan proposal ke pemerintah. Idealnya setengah dari umat, setengah dari bantuan luar,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penetapan target waktu agar pembangunan berjalan terarah. “Dengan cara kerja seperti ini, tiga tahun ke depan saya yakin gereja bisa selesai,” tegasnya.
Pastor Paroki Santa Bernadeth Mamur, RD. Petrus L. Plu’e, Pr., menyampaikan rasa syukur atas kunjungan tersebut. “Terima kasih kepada Bapak Uskup yang bukan hanya datang meninjau, tetapi juga memberi bantuan untuk kelancaran pembangunan. Kami berharap semakin banyak orang baik hati yang ikut mendukung,” katanya.
Kunjungan ini menjadi motivasi baru bagi umat Paroki Mamur untuk melanjutkan pembangunan gereja sebagai wujud iman, gotong royong, sekaligus menjaga keseimbangan antara tradisi dan kelestarian lingkungan di tanah Papua