Kiai dan Santri Geruduk Trans7: Desak Permintaan Maaf Langsung atas Tayangan Xpose Uncensored

0
124

redaksi.co, Jakarta | Polemik tayangan Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7 pada 13 Oktober 2025 terus menuai gelombang kecaman dari kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU). Tayangan tersebut dinilai telah mencederai marwah pesantren dan menghina kehormatan para kiai, terutama KH. Mansur dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Dua tokoh NU DKI Jakarta, KH. Miftah (Ketua PCNU Jakarta Utara) dan KH. Targudi (PWNU DKI Jakarta), menilai pernyataan maaf Trans7 melalui media massa belum mencerminkan kesungguhan. Mereka mengatakan, bentuk penghormatan sejati hanya bisa ditunjukkan dengan mendatangi langsung para kiai dan meminta maaf secara terbuka.

“Pernyataan lewat media itu masih basa basi. Kalau serius ingin berdamai, datang langsung menemui para kiai. Itu bentuk penghormatan yang nyata,” tegas KH. Miftah, Rabu (15/10).

Ia mengingatkan, para kiai memiliki kekuatan moral besar yang tak bisa diremehkan.

“Sudah banyak contoh, siapa pun yang berhadapan dengan kiai akan rugi sendiri. Jangan main-main dengan simbol moral bangsa,” ujarnya menambahkan.

Senada dengan itu, KH. Targudi mendesak agar Trans7 menunjukkan itikad baik secara nyata.

“Kalau memang ada niat baik, datang dan tayangkan permintaan maaf secara langsung. Itu baru langkah yang patut dihormati,” katanya.

Sebagai bentuk solidaritas terhadap pesantren, PWNU DKI Jakarta bersama para pengasuh pondok pesantren, santri, dan organisasi alumni pesantren menggelar aksi damai di depan Gedung Trans7, Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, pada Rabu (15/10).

Dalam aksi tersebut, para peserta membawa poster bertuliskan seruan moral seperti “Jaga Marwah Pesantren”, “Hormati Kiai, Jaga Adab Media”, dan “Trans7 Harus Minta Maaf Langsung”. Aksi berjalan tertib dan diakhiri dengan doa bersama serta pembacaan pernyataan sikap resmi PWNU DKI Jakarta.