Jember, Redaksi.co – Para petani, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan, kini menghadapi ancaman serius. Hama tikus menyerang lahan pertanian secara masif di berbagai wilayah Kecamatan Jombang Kabupaten Jember, menyebabkan kerusakan parah dan berpotensi mengganggu produksi pangan lokal (15/06/2025).
Serangan terjadi menjelang dan selama musim tanam, ketika tikus menggigit batang tanaman, memakan biji-bijian, hingga membuat lubang-lubang di lahan, yang berdampak langsung pada penurunan produktivitas.
“Kalau tidak segera ditangani, dampaknya bisa meluas dan sangat merugikan. Hasil panen yang menjadi tumpuan hidup kami bisa gagal total,” ujar TG , salah satu petani terdampak.
Dalam situasi genting ini, peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) seharusnya menjadi kunci. Mereka diharapkan hadir di lapangan, mendampingi petani, serta memberikan edukasi terkait metode pengendalian hama, baik secara mekanis, biologis, maupun kimiawi.
Tokoh petani setempat, AJ, mendesak Dinas Pertanian Kabupaten Jember segera menginisiasi Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus secara masif dan terkoordinasi. Ia menilai, pelibatan petani, perangkat desa, dan kelompok tani sangat penting. Salah satu solusi jangka panjang yang disarankannya adalah pemasangan rumah burung hantu sebagai predator alami tikus.
“Petani sangat berharap tidak terjadi gagal panen. Sebab, jika itu sampai terjadi, berarti ada kegagalan dalam menjaga program swasembada pangan nasional. Saat ini, banyak petani yang terpaksa merelakan tanaman padinya karena diserang habis-habisan oleh hama tikus,”tegas AJ.
Upaya konfirmasi dilakukan Redaksi.co kepada Koordinator PPL Kecamatan Gumukmas, Murdoso Mulyo. Namun hingga berita ini diturunkan, panggilan WhatsApp kami tak kunjung direspons, meski status panggilan terlihat berdering.
Petani kini berharap pada langkah nyata dari pemerintah. Mereka ingin segera terbebas dari ancaman hama agar musim tanam berikutnya bisa dijalani dengan rasa aman dan penuh harapan (Sofyan).