Redaksi.co, Prabumulih – Suasana peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di RT 01 RW 02, Kelurahan Arimbi Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur, Sumatera Selatan, pada Minggu (17/8/2025) berlangsung meriah. Sejak pagi, warga menghiasi jalan-jalan dengan bendera merah putih dan umbul-umbul yang berkibar di setiap sudut kampung. Anak-anak, orang tua, hingga remaja larut dalam semangat gotong royong untuk memeriahkan lomba rakyat yang telah menjadi tradisi tahunan.
“Setiap tahun kami selalu menantikan momen ini. Lomba rakyat bukan sekadar hiburan, tapi juga perekat kebersamaan warga,” ujar Ketua panitia Febriani, saat ditemui di lokasi acara.
Lomba lari kelereng menjadi salah satu pertandingan paling ditunggu anak-anak. Dengan sendok berisi kelereng di mulut, mereka harus berjalan hati-hati menuju garis finis. Suasana pecah penuh tawa saat ada peserta yang kelerengnya jatuh di tengah jalan. Penonton pun memberi semangat dengan sorak-sorai riuh.
“Lucu sekali lihat anak-anak berusaha keras menjaga kelerengnya tetap di sendok. Kadang jatuh, tapi mereka tetap semangat,” tutur Yuni (35), salah satu warga yang ikut menonton.
Menurut panitia, lomba ini tidak hanya melatih keseimbangan, tetapi juga kesabaran anak-anak dalam menghadapi tantangan sederhana.
Selain itu, lomba memasukkan paku ke dalam botol juga mengundang perhatian. Dengan posisi jongkok dan paku yang diikat tali pada pinggang, anak-anak berusaha mengarahkan paku ke mulut botol. Setiap kali paku berhasil masuk, sorak dan tepuk tangan warga menggema.
“Kelihatannya mudah, tapi ternyata susah. Anak-anak jadi belajar fokus dan tidak mudah menyerah,” kata Erna (42), seorang ibu yang mendampingi anaknya ikut lomba.
Tak ketinggalan, lomba lompat karung menjadi favorit. Anak-anak melompat dengan karung membungkus tubuh mereka. Meski beberapa peserta jatuh bangun, mereka tetap berusaha mencapai garis akhir dengan tawa dan semangat yang membara.
Bagi anak-anak, lomba ini menghadirkan keseruan tiada tara. Sementara bagi penonton, momen jatuh bangun para peserta justru menjadi hiburan tersendiri.
Meski perlombaan yang diadakan sederhana, antusiasme warga sangat tinggi. Lomba-lomba ini bukan hanya sekadar ajang ketangkasan, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan. Orang tua, remaja, hingga lansia terlibat, baik sebagai peserta maupun penonton.
“Ini wujud nyata semangat gotong royong dan kekompakan. Kami semua bersatu, tanpa memandang usia atau status,” ucap Febriani.
Bahkan, beberapa warga menyediakan makanan ringan dan minuman untuk peserta dan penonton sebagai bentuk dukungan. Hal ini semakin menambah suasana keakraban di kampung.
Di balik keriuhan lomba, tersimpan pesan mendalam tentang nilai kebangsaan. Anak-anak belajar arti sportivitas, kerja sama, serta semangat pantang menyerah. Nilai-nilai tersebut selaras dengan makna kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya senang bermain, tapi juga belajar nilai perjuangan lewat sportivitas dan kebersamaan,” tambah Febriani.
Bagi masyarakat Kelurahan Arimbi Jaya, peringatan HUT RI setiap tahun bukan hanya pesta rakyat, melainkan juga bentuk rasa syukur atas kemerdekaan. Meski diadakan di lingkungan kecil, semangat nasionalisme warga tetap terasa kuat.
Acara ditutup dengan doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan dan harapan agar bangsa Indonesia semakin maju.
Peringatan 17 Agustus di Kelurahan Arimbi Jaya menjadi potret sederhana namun penuh makna dari semangat kemerdekaan di kampung-kampung Indonesia. Dari tawa anak-anak hingga tepuk tangan penonton, semua menggambarkan bahwa kebersamaan dan rasa syukur atas kemerdekaan tetap hidup di hati masyarakat.
Baca Juga: Pembunuhan Sadis Adityawarman Guncang Babel, PPWI: Keadilan Harga Mati