Redaksi.co | Jakarta – Pernikahan Arwah (The Butterfly House) adalah sebuah film yang berhasil memadukan unsur horor klasik dengan cerita cinta yang tragis, dibalut nuansa budaya Tionghoa yang autentik.
Sutradara Paul Agusta dengan cermat meramu ketegangan, emosi, dan estetika budaya ke dalam cerita yang terasa begitu hidup dan relevan. Press Screening Film Pernikahan Arwah diadakan di Epicentrum XXI, Jakarta (20/02/2025).
Dibuka dengan latar Lasem, Jawa Tengah, film ini langsung membawa penonton ke suasana yang penuh misteri. Rumah keluarga Salim yang dihantui oleh sejarah kelam leluhur terasa mencekam, sekaligus memikat dengan detail budaya Tionghoa yang kuat. Dari altar keluarga hingga ritual pembakaran dupa, semua terasa otentik dan berhasil membangun atmosfer yang mendalam.
“Aku hanya ingin menikah denganmu, tanpa harus memikul semua beban masa lalu ini,” ujar Salim (Morgan Oey) dengan penuh dilema. Dialog ini mencerminkan konflik besar dalam cerita: cinta yang beradu dengan tradisi leluhur. Tasya (Zulfa Maharani) pun dengan gigih mencoba membebaskan Salim dari teror masa lalu, yang kemudian membawa keduanya menghadapi rahasia kelam yang mengancam nyawa mereka.
Adegan-adegan horor dalam film ini dieksekusi dengan baik. Penampakan arwah leluhur tidak hanya menyeramkan, tetapi juga memiliki kedalaman emosi. Penonton tidak hanya dibuat terkejut, tetapi juga merasakan rasa kehilangan dan dendam yang dirasakan oleh arwah tersebut.
“Apa salahku hingga aku harus hidup seperti ini?” kata Salim dalam satu adegan emosional yang menjadi puncak cerita. Konflik batin yang ditampilkan tidak hanya menambah dimensi pada karakternya, tetapi juga memperkuat pesan film tentang pentingnya berdamai dengan masa lalu.
Selain itu, sinematografi film ini juga patut diacungi jempol. Pengambilan gambar di Lasem memberikan latar yang cantik sekaligus menyeramkan. Rumah tua, lorong gelap, dan detail ornamen khas Tionghoa memperkuat atmosfer horor yang disajikan.
Namun, meskipun cerita dan visualnya kuat, film ini memiliki beberapa momen yang terasa lambat, terutama pada bagian tengah cerita. Beberapa penonton mungkin merasa bahwa penyelesaian konflik bisa dilakukan dengan lebih singkat.
Secara keseluruhan, Pernikahan Arwah (The Butterfly House) adalah film horor yang menawarkan lebih dari sekadar kengerian. Ini adalah kisah tentang cinta, pengorbanan, dan bagaimana tradisi dapat menjadi beban atau berkah tergantung cara kita memaknainya.
Para pemeran Film Pernikahan Arwah di bintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Brigitta Cynthia, dan Verdi Solaiman. Film Pernikahan Arwah (The Butterfly House) akan tayang di Bioskop 27 Februari 2025.
Penulis : Dina