Fakfak,Redaksi.co- Kampung Otoweri termasuk salah satu kampung di pelosok Kabupaten Fakfak, tepatnya di Distrik Tomage, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Teluk Bintuni. Berada di daerah terpencil, Kampung Otoweri diperhadapkan pada persoalan kebutuhan dasar masyarakat akan layanan kesehatan.
Jauh di pelosok negeri, akses jalan dan transportasi yang sulit masih menjadi tantangan terberat masyarakat Otoweri untuk memperoleh layanan kesehatan yang layak di fasilitas Kesehatan yang ada di Tingkat Distrik.
Di Kampung ini, ada bangunan Puskesmas pembantu yang berdiri dengan megahnya, sayangnya, selama 4 tahun tak satupun tenaga Kesehatan (Nakes) ditempatkan disana.
Memiliki fasilitas kesehatan, bangunan Puskesmas permanen tanpa ada Nakes 4 tahun belakangan ini, menjadi pertanyaan serius warga Otoweri terkait kinerja instansi pemerintah yang menangani urusan kesehatan.
Belum diketahui, mengapa tak ada satupun Nakes yang di tempatkan di kampung tersebut selama kurun waktu yang disebutkan. Pemerataan tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan, harusnya menjadi prioritas pemerintah melalui Instansi teknis. Apalagi di tahun tersebut, ada alokasi anggaran wajib 10 persen dari APBD yang cukup besar di bidang kesehatan sebagaimana diatur dalam undang-undang 36 tahun 2009. Sepertinya mandatory spending (sekarang telah dihapus setelah terbitnya Undang-undang kesehatan yang baru) tak memberikan dampak berarti di masyarakat.
Masyarakat Otowori menaruh harapan besar untuk Bupati dan Wakil Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, S.Sos.,M.AP dan Drs.Donatus Nimbitkendik, M.T, setelah melihat prioritas pembangunan di bidang kesehatan saat ini.
“Pustu ada, tapi sudah empat tahun tidak ada petugas kesehatan. Jadi kami minta kepada Bapak berdua, kalau boleh dinas kesehatan tempatkan petugas disana”.ujar warga Otoweri dalam pertemuan bersama Bupati Samaun Dahlan, dan Wakil Bupati Donatus Nimbitkendik, pekan lalu di Kantor Distrik Tomage, membahas rencana pembangunan perkebunan Jagung dan Tebu.
Bisa jadi persoalan di Kampung Otoweri bukti nyata potret buram lemahnya pembangunan di bidang kesehatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak, dr. Maulana Patiran, yang hendak dimintai tanggapannya terkait persoalan ini, jumat (25/4/2025) pukul 10.30 wit, tidak berada di Kantor. Informasi yang diperoleh media ini dari salah seorang pegawai Dinkes, Kepala Dinas sedang mengikuti pertemuan di Kantor Bupati.