Refleksi Hakordia (Hari Anti Korupsi Sedunia) 2025 ,Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, dr. Erliyati M.Kes, mengatakan bahwa refleksi ini memiliki arti yang mendalam, mengingat sektor kesehatan sangat rentan terhadap praktik korupsi, terutama dalam pengadaan alat kesehatan, dana jaminan kesehatan, dan infrastruktur.
“Momen Hakordia ini menekankan beberapa poin penting,yakni
peningkatan integritas dan moralitas” ujar Erliyati, Rabu (10/12/25).
“Integritas bagi seluruh staf medis dan administrasi, dari dokter hingga petugas kebersihan, sebagai basis untuk mewujudkan tata kelola yang baik dan bersih,” sambungnya.
Mantan Kabid Yankes Dinkes Kesehatan Sumenep itu,juga menegaskan pentingnya transparansi pelayanan publik guna membangun kepercayaan masyarakat.
“Transparansi pelayanan sangat penting dilakukan dalam setiap proses, mulai dari pendaftaran pasien, penagihan biaya, hingga pengelolaan obat dan alat medis, untuk membangun kepercayaan pasien,”tegasnya.
Disinggung soal langkah untuk pencegahan dini terjadinya praktik korupsi,Erliyati mengatakan bahwa,identifikasi dan pemetaan potensi serta resiko korupsi,memegang peranan penting.
“Proses Identifikasi awal merupakan salah satu solusi,hal ini kita lakukan melalui survei penilaian integritas (SPI) dan penguatan sistem pengendalian internal,” terang Erliy.
“Tak kalah pentingnya pula,sosialisasi serta kampanye anti korupsi yang melibatkan staf muda, residen, dan mahasiswa kesehatan untuk membentuk budaya integritas sejak dini,” imbuhnya.
Melalui refleksi ini, RSUDMA Sumenep diharapkan tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan yang prima, tetapi juga menjadi contoh institusi yang bersih dan berintegritas dalam upaya “Satukan Aksi Basmi Korupsi”.
Diketahui bersama,
tahun ini tema Nasional Hakordia 2025 di Indonesia adalah “Satukan Aksi Basmi Korupsi”.Sedangkan tema global dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah “Bersatu dengan Pemuda Melawan Korupsi: Membentuk Integritas Masa Depan”.
(HR)







