JEMBER, redaksi.co – Sebuah video penggerebekan dugaan perselingkuhan di salah satu hotel di Kabupaten Jember viral dan memicu keresahan masyarakat. Dalam rekaman itu, seorang pria terlihat diamankan setelah digerebek suami dari perempuan yang diduga berselingkuh (27/09/2025).
Kapolsek Gumukmas, Iptu Edi Santoso, S.H., membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebut masalah telah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, pernyataan itu justru menimbulkan tanda tanya: benarkah persoalan selesai, sementara publik menduga hotel tersebut kerap dijadikan lokasi perselingkuhan hingga prostitusi terselubung.
Upaya konfirmasi media pun berakhir dengan kekecewaan. Pihak manajemen hotel memilih bungkam. Manajer enggan menemui wartawan dan hanya mengutus satpam untuk menyampaikan alasan “akan disampaikan.” Ironisnya, sebelum satpam keluar, resepsionis sempat diketahui berkomunikasi langsung dengan manajer. Sikap tertutup ini semakin memperkuat kecurigaan publik bahwa ada sesuatu yang sengaja ditutupi.
Banyak warga menilai, hotel yang tidak berada di kawasan wisata itu lebih sering dimanfaatkan untuk praktik-praktik terlarang ketimbang fungsi penginapan. “Kalau dibiarkan, ini bukan sekadar aib keluarga, tapi bisa merusak moral generasi muda,” ujar salah satu warga dengan nada geram.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Gumukmas, H. Imam Mukhlas, menuntut langkah nyata dari aparat penegak hukum, pemerintah daerah, hingga dinas pariwisata untuk menertibkan operasional hotel-hotel yang disalahgunakan. “Tidak bisa kasus seperti ini hanya ditutup dengan alasan kekeluargaan. Harus ada penindakan agar praktik merusak tatanan sosial tidak lagi terjadi,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Sugeng Hariyadi dari LSM LPKNI Jember. Menurutnya, ini bukan lagi persoalan rumah tangga semata. “Kalau hotel sudah berulang kali dijadikan tempat perselingkuhan bahkan diduga prostitusi terselubung, maka pemerintah daerah wajib bertindak tegas. Cabut saja izinnya!” ujarnya lantang.
Sugeng juga menyoroti sikap manajemen hotel yang menolak memberi klarifikasi kepada media. Menurutnya, keterbukaan adalah kunci, dan sikap bungkam justru menambah kuat dugaan adanya praktik yang disembunyikan.
LSM dan tokoh masyarakat mendesak Pemkab Jember, dinas pariwisata, serta aparat penegak hukum tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah tegas. Jika dibiarkan, mereka khawatir praktik serupa akan terus berulang dan merusak moral generasi muda di Kabupaten Jember.
Reporter: Sofyan