Ogan Ilir, – redaksi.co, Rakyat kecil lagi-lagi jadi korban permainan kotor. Alih-alih dimudahkan, penerima bantuan sosial malah dipermainkan oleh oknum pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tanjung Raja.
Seorang ibu penerima manfaat (KPM) sudah melengkapi berkas, mengantri berjam-jam, namun hanya diberi buku tabungan tanpa kartu ATM. Alasannya sungguh menggelikan: “Kartu ATM habis, bu. Itu bukan kami yang cetak, tapi dikirim langsung dari pusat, kami hanya bagikan nama yang ada.”
Dalih ini busuk dan penuh kebohongan!
Faktanya jelas: Pemerintah pusat hanya mengirimkan DATA penerima bantuan (DTKS).
Bank penyalur (BRI, BNI, Mandiri, BTN) lah yang mencetak buku tabungan dan kartu ATM berdasarkan data tersebut.
Artinya, kalau ada warga yang tidak mendapat ATM, itu sepenuhnya tanggung jawab pihak bank, bukan alasan “ATM dikirim dari pusat.”
Ketua PPWI, Fidel Castro, dengan tegas menyebut pernyataan pegawai BRI Tanjung Raja sebagai bentuk pembohongan publik.
“Jangan bodohi rakyat kecil dengan alasan murahan. Bank lah yang cetak kartu, bukan pusat. Kalau ada yang tidak dapat ATM, itu berarti bank tidak profesional dan tidak transparan,” tegasnya.
Indikasi Manipulasi dan Penyalahgunaan Kewenangan
Pertanyaan besar pun mencuat:
Kenapa dalam satu kelompok penerima, ada yang dapat lengkap buku + ATM, sementara yang lain hanya buku?
Apakah benar ATM “habis”, atau ada “main belakang” dalam distribusi?
Apakah ini strategi agar warga dipersulit dan harus bolak-balik ke bank, sehingga bisa dimanfaatkan oleh oknum tertentu?
Ini jelas bukan sekadar kelalaian. Ini indikasi kuat adanya manipulasi, ketidakjujuran, dan dugaan penyalahgunaan kewenangan.
BRI adalah bank pelat merah, milik negara, yang seharusnya mengedepankan pelayanan profesional dan transparan. Kalau bank sebesar BRI saja sudah berani berbohong terang-terangan kepada masyarakat miskin, bagaimana rakyat bisa percaya pada institusi keuangan negara?
Rakyat Jangan Diam!, ” Rakyat kecil berhak tahu kebenaran. Bantuan sosial adalah hak penerima, bukan barang dagangan yang bisa dipermainkan pegawai bank. Jangan biarkan bank pelat merah seenaknya mempermainkan hak rakyat!
Kini publik menuntut jawaban: Apakah BRI Tanjung Raja berani buka fakta sebenarnya?
Atau justru terus bersembunyi di balik dalih-dalih busuk untuk menutupi kelalaian dan permainan kotor mereka?
PPWI-OI